Minyak mentah jenis Brent LCOc1 yang merupakan acuan harga minyak dunia tercatat turun hingga 93 sen ke level US$ 31,25/barel atau merosot 3% dari harga pada penutupan Jumat (22/1/2016) pekan lalu, ketika harga Brent melonjak 10%.
Sementara itu, minyak AS jenis CLc1 juga turun menjadi US$ 1,2/barel, lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai US$ 31,17/barel.
Kementerian Perminyakan Irak menyebutkan, produksi minyak Iran hari ini mencapai rekor tertinggi sejak bulan Desember 2015. Wilayah bagian Tengah dan Selatan Iran telah memproduksi minyak mentah sebanyak 4,13 juta barel/hari.
“Irak kelebihan pasokan minyak,” kata Hans Van Cleef, Ekonom Senior Energi di ABN Amro, di Amsterdam, seperti dilansir Reuters, Senin (25/1/2016).
“Kelebihan pasokan akan terus menekan pasar karena harga murah,” katanya.
Faktor fundamental masih akan mempengaruhi pasar minyak. Harga minyak dimungkinkan masih akan menurun.
Gubernur OPEC Indonesia mengatakan, diperlukan dukungan antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak untuk mengambil langkah-langkah untuk menopang harga minyak agar tidak terus merosot.
Meski demikian, Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah al-Badri mengatakan pada acara terpisah di London bahwa ia melihat tanda-tanda bahwa harga minyak akan membaik.
Dia juga mengatakan, OPEC dan anggota non-OPEC diminta bekerja sama untuk mengatasi kelebihan pasokan dalam rangka untuk menopang harga minyak agar tidak terus anjlok.
Ketua Saudi Aramco mengatakan di sela-sela konferensi yang berbeda, harga minyak pada akhirnya akan menyeimbangkan pada tingkat yang moderat karena permintaan terus meningkat.
(drk/hns)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
—
Distribusi: finance.detik
Speak Your Mind