Harga minyak dan kurs bergejolak akibat krisis Ukraina

Harga minyak dan kurs bergejolak akibat krisis Ukraina

Tokyo dan Singapura (ANTARA News) – Kurs dolar AS terhadap berbagai mata uang di Asia melonjak akibat sentimen kekhawatiran meluasnya krisis di Ukraina.

Di New York kurs greenback terhadap yen naik menjadi 101.67 yen dari sebelumnya 101,44 yen, sedangkan euro menguat 139,63 yen dari sebelumnya 139,34 yen.

Kemarin kabar intervensi Rusia di Ukraina mengakibatkan pasar saham Moskow rontok lebih dari 10 persen menyusul naiknya suku bunga bank sentral Rusia.

“Pasar mencermati dan menunggu bagaimana eskalasi konflik Ukraina dan Rusia berlanjut,” kata National Australia Bank seperti dikutip AFP.

Dolar AS secara umum merangsek naik terhadap sejumlah mata uang di Asia Pasifik.

Terhadap dolar Singapura naik dari 1,2674 menjadi 1.3703, sedangkan terhadap rupiah naik dari Rp11.575 menjadi Rp11.630, demikian pula terhadap ruppe India dari 61,91 menjadi 62,08 rupee.

Terhadap peso Filipina naik menjadi 44,82, terhadap won Korea Selatan menguat menjadi 1.072,54, namun turun tipis terhadap baht Thailand dari 32,59 menjadi 32,55 baht.  Juga terhadap dolar Australia dan yuan China.

Krisis Ukraina juga mempengaruhi harga minyak mentah dunia, namun hari ini minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April hanya beringsut 23 sen menjadi 104,69 dolar AS per barel.

Demikian pula harga minyak mentah Brent Laut Utara yang naik dua sen menjadi 111,22 dolar AS per barel.

Memproduiksi kurang lebih 10 juta barel per hari pada Januari lalu, Rusia bersama Arab Saudi adalah produsen minyak mentah terbesar dunia dan penghasil gas alam terbesar kedua di dunia.

Lebih dari 70 persen eskpor gas dan minyaknya tertuju ke Eropa dan melalui wilayah Ukraina.

“Peristiwa di Ukraina menjadi katalis baru yang bisa menaikkan harga minyak mentah dunia ke tertinggi baru,” kata analisis Phillip Futures seperti dilaporkan AFP.


Sumber: http://www.antaranews.com/rss/ekonomi-bursa

Speak Your Mind

*

*