Harga minyak bisa ke US$ 107 sebarel

JAKARTA. Konflik politik di Timur Tengah masih menjadi penyulut utama kenaikan harga minyak di pasar internasional. Harga minyak Brent dan minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup menguat pada akhir pekan kedua.

Harga minyak WTI pengiriman Agustus 2014 di New York, Jumat (20/6), ditutup di posisi US$ 106,83 per barel. Harga ini naik 0,7% dibandingkan sehari sebelumnya. Tahun ini, harga minyak WTI telah meningkat 11,7%. Minyak Brent bahkan mencapai level tertinggi selama sembilan bulan terakhir. Ini dipicu pernyataan Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang siap mengirim 300 tentara untuk membantu Irak menghadapi pemberontak.

“Kami melihat sebuah premi risiko geopolitik ke dalam harga minyak. Harga bisa naik US$ 10 sampai US$ 15 per barel lebih tinggi dari kondisi normal,” ujar Tim Evans, analis energi Citi Futures Perspective di New York.

Putu Agus Pransuamitra, Riset dan Analis Monex Investindo Futures, menuturkan, kenaikan harga minyak akibat meningkatnya eskalasi ketegangan di Irak. Padahal, Irak merupakan produsen minyak terbesar kedua di OPEC setelah Arab Saudi. Konflik antara pemerintah dan pemberontak turut mengganggu pasokan minyak. Kondisi ini akan menjaga harga minyak di atas level US$ 106 per barel. Konflik Irak mungkin berlangsung lama.

Perusahaan minyak asing di Irak telah mengantisipasi dengan menarik cadangan minyak mereka. Hal ini akan menahan harga minyak di level tinggi sampai kedua pihak yang bersitegang menemukan solusi. Ke depan, apabila konflik Irak mereda, Putu menilai harga minyak akan turun secara bertahap.

Di sisi lain, minyak berpeluang kembali ke level wajar karena laporan manufaktur China mengalami penurunan. Kondisi ini menyusutkan permintaan terhadap komoditas energi ini.

Analis Komoditas dan Direktur Equilibrium Komoditi Berjangka, Ibrahim menilai, kenaikan harga minyak juga dipicu menipisnya cadangan minyak AS. Berdasarkan rilis Energy Information Administration (EIA) per Senin (16/6), cadangan minyak turun 0,6%. Ibrahim bilang, kebutuhan minyak mentah masih tinggi. “Sementara persediaan semakin menyusut membuat harga terus menguat,” kata dia.

Dalam sepekan harga minyak masih bisa menguat di US$ 106-US$ 107 per barel. Hingga akhir 2014, Ibrahim melihat minyak kembali normal di US$ 99-US$ 102 per barel. Prediksi Putu, minyak di kisaran US$ 105-US$ 107,20 selama sepekan ini. Adapun target akhir tahun kembali ke US$ 100-US$ 105 per barel.

Editor: Barratut Taqiyyah


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*