Harga Minyak Berjangka Sentuh $64


shadow

Financeroll – Minyak berjangka di perdagangkan pada tren turun jauh, Senin (1/12) di tengah-tengah spekulasi bahwa harga harus turun lebih lanjut sebelum keputusan OPEC untuk mempertahankan produksi memperlambat dari pasokan AS.

Minyak WTI untuk pengiriman Januari jatuh $2.05 ke level $64.10 per barel di New York Mercantile Exchange, dan Volume berjangka yang diperdagangkan adalah lebih dari enam kali dari rata-rata. Sedangkan minyak Brent untuk pengiriman Januari turun $2,25 barel ke level $67.90 di Bursa ICE Futures Eropa, harga intraday terendah sejak Februari 2010. Kontrak meluncur $2,43 untuk $70.15 pada 28 November. Harga turun 18 persen di bulan lalu dan 38 persen lebih rendah pada tahun 2014.

Minyak runtuh menjadi bearish karena pompa minyak mentah AS di laju tercepat dalam tiga dekade bahkan di tengah-tengah tanda-tanda bahwa permintaan global melambat. Organisasi negara pengekspor minyak minggu menolak panggilan dari anggota termasuk Venezuela, Iran dan Iraq mengurangi target produksi 30 juta barel per hari pada pertemuan di Wina.

Sebagian besar anggota OPEC dimaksudkan untuk memangkas 1,5 juta barel atau 5 persen dari kuota kolektif mereka, dengan produsen non-anggota kontribusi tambahan 500.000 barel.

Sementara Rusia belum terlalu bereaksi terhadap jatuhnya harga dan juga masih bersikap bisa saja atas apa yang terjadi untuk perdagangan minyak. Eksportir minyak terbesar kedua di dunia ini sangat bergantung pada minyak setengah pendapatan negaranya.

Seperti yang dikatakan menteri ekonomi Rusia, pada dasarnya masih menunggu sampai pada waktu yang cukup lama sebelum pasar akhirnya lebih seimbang, namun ada beberapa kesempatan dari Tiongkok, jika bisa berkelanjutan tentu itu akan dapat mendukung penguatan harga minyak.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*