Harga Minyak Berakhir Naik Tajam, Mencetak Kenaikan Mingguan lebih dari 7%



Minyak berjangka menetap lebih tinggi pada hari Jumat (11/3) dengan minyak WTI AS mencetak keuntungan lebih dari 7% untuk seminggu, dilatarbelakangi ekpektasi menurunnya persediaan akan membantu meringankan kelebihan minyak global.

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan harga telah didukung oleh berkurangnya pasokan di seluruh dunia, tetapi memperingatkan bahwa reli baru-baru ini mungkin tidak berkelanjutan karena prospek permintaan masih belum jelas. Harga minyak mentah telah pulih sekitar 40% sejak posisi terendah mereka bulan lalu.

IEA memproyeksikan bahwa produksi minyak AS akan turun 530.000 barel per hari pada tahun ini, sementara pemasok lain seperti Brasil dan Kolombia akan mengalami kerugian besar. Baker Hughes pada hari Jumat melaporkan bahwa jumlah total rig minyak aktif AS turun ke level mingguan terendah menurut catatan. Jumlah total rig  aktif minyak AS turun 9 menjadi total 480. Rekor terendah sebelumnya sebesar 488 rig pada tanggal 23 April 1999, menurut Baker Hughes.

Arab Saudi, Rusia, Qatar, dan Venezuela mengatakan pada bulan lalu mereka terbuka untuk membekukan produksi pada level bulan Januari, jika produsen lain melakukannya juga. Iran, bagaimanapun juga, telah mengatakan tidak akan bergabung, karena sedang berusaha untuk mendapatkan kembali pangsa pasar yang hilang sejak sanksi diberlakukan.

Minyak mentah WTI kontrak April naik 66 sen atau 1,7% untuk menetap di $ 38.50 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga tersebut merupakan penutupan tertinggi untuk kontrak teraktif sejak awal Desember. Minyak WTI naik sekitar 7,2% dalam seminggu terakhir. Minyak Brent, patokan minyak dunia, naik 34 sen atau 0,9% menjadi $ 40.39 per barel di bursa ICE Futures London. Brent ditutup naik lebih dari 4% dalam seminggu terakhir.

sumber : http://www.marketwatch.com


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*