Harga minyak AS jatuh ke terendah empat bulan

Washington (ANTARA News) – Lembaga pemeringkat Fitch menyatakan Argentina dalam “default” (gagal bayar) pada obligasi-obligasinya untuk kedua kalinya dalam 13 tahun pada Kamis, setelah pembicaraan antara Buenos Aires dengan para kreditor hedge fund berakhir tanpa kesepakatan.

Fitch menyebut negara itu dalam “restricted default” pada utangnya dalam mata uang asing, karena, sebuah perintah pengadilan New York pincang, hanya melewatkan pembayaran pada satu kelas utang dan telah membayar kreditor-kreditor lainnya, lapor AFP.

Penurunan peringkat utang pemerintah datang setelah negosiasi maraton dengan para kreditor hedge fund di New York pada Selasa dan Rabu gagal mencapai kesepakatan waktu jatuh tempo pembayaran.

Argentina telah menaruh 539 juta dolar AS untuk pembayaran suku bunga bagi para pemegang obligasinya — kreditor yang telah menerima kesepakatan restrukturisasi setelah gagal bayar sebelumnya — dalam sebuah rekening bank ketika jatuh tempo pada akhir Juni.

Tetapi seorang hakim New York memblokir bank dari meneruskan pembayaran kepada para kreditor yang direstrukturisasi, kecuali juga membayar dua hedge fund AS — yang telah menolak restrukturisasi — nilai penuh dari obligasi mereka, 13 miliar dolar AS, pada waktu yang sama.

“Argentina belum mampu menyelesaikan pembayaran kuponnya pada  obligasi-obligasi diskonnya yang dikeluarkan di bawah hukum luar negeri setelah berakhirnya tenggang waktu 30 hari pada 30 Juli,” kata Fitch.

Pada Rabu, S&P menyebut Argentina dalam “selective default”, setara dengan label “restricted default” dari Fitch, karena alasan yang sama.

Fitch juga memangkas peringkat pada kelas lainnya dari utang dan kewajiban Argentina, termasuk utang dalam mata uang lokal, mengatakan perekonomian negara itu akan mengalami ketidakpastian dan volatilitas keuangan yang lebih besar setelah gagal bayar.

“Ekonomi Argentina sudah dalam resesi dan ini cenderung memburuk karena peristiwa gagal bayar mempengaruhi kepercayaan dan berpotensi terus menghambat aliran devisa ke negara itu,” katanya.

Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2014


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*