Harga Minyak Anjlok, Ini Dampaknya ke Karyawan dan Lulusan Universitas?

Jakarta -Harga minyak saat ini anjlok dan berada di kisaran US$30 per barel. Akibatnya, kinerja perusahaan minyak di dunia menurun.

Kondisi ini juga berdampak pada para pekerja di perusahaan minyak yang akhirnya mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Selain itu, anjloknya harga minyak membuat para lulusan univesitas sulit mencari kerja di perusahaan minyak.
 
Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), Alfi Rusin mengatakan beberapa perusahaan sudah melakukan layoff alias pemutusan hubungan kerja (PHK).

Namun, Pertamina tidak melakukan PHK. BUMN sektor migas ini mengantisipasi dampak penurunan harga minyak itu dengan memajukan usia pensiun.

“Saya dengar malah beberapa perusahaan telah mendaftarkan ke SKK migas untuk layoff karyawan-karyawannya, kalau Pertamina sendiri tidak melakukan layoff tetapi memajukan usia pensiun dari 58 tahun ke 55 tahun. Perusahaan yang layoff karyawannya banyak tapi saya nggak tahu angka pastinya yang jelas banyak,” ujar Alfi di acara indonesia Oil and Gas Industry-The Challenges Ahead, Luncheon Talk di City Plaza SKK Migas, Jakarta, Rabu (13/1/2016)

Selain itu, melorotnya harga minyak turut menghambat para lulusan universitas yang mencari kerja di perusahaan minyak

Alfi sempat mengunjungi sejumlah universitas antara lain ITB, UI, UPN Veteran, UNDIP dan menyarankan solusi untuk menghadapi kesulitan mencari kerja di perusahaan minyak. Alfi menyarankan para lulusan melanjutkan program Strata 2 (S 2) dan juga pilihan lain seperti program magang.

“Nah untuk program mahasiswa, selama ini IATMI sudah melakukan tur ke perguruan-perguruan tinggi termasuk ITB, ke Balikpapan, ke UI, ke UPN, UNDIP, itu message-nya sama antisipasi mahasiswa-mahasiswa terhadap krisis harga dan mempersiapkan diri,” kata Alfi

Ia juga menambahkan sudah ada pembicaraan di IATMI sendiri untuk mencari jalan keluar untuk mahasiswa yang akan lulus dan mencari pekerjaan di dunia perminyakan dan pilihannya adalah magang.

“Kalaupun di grup IATMI juga dibicarakan apa sih kira-kira yang dapat kita berikan jalan keluarnya terhadap mahasiswa yang akan lulus ya barangkali option yang muncul kemarin itu adalah magang, kalau untuk rekrut itu sangat sulit, sejauh ini program konkrit IATMI belum punya masih dalam pembahasan, sejauh ini program Master diharapkan bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa dengan harapan balik dari luar punya kompetensi lebih cukup,” tambahnya.

(hns/hns)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*