Harga Minyak Anjlok, 32.000 Pekerja Migas di RI Aman dari PHK

Jakarta -Harga minyak dunia merosot jadi sekitar US$ 50 per barel. Banyak perusahaan minyak dan gas bumi (migas) dunia melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran. Tapi ini tidak terjadi di Indonesia.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan, tidak ada PHK yang dilakukan perusahaan migas di Indonesia, baik asing maupun nasional.

“Hingga sampai saat ini tak ada PHK karyawan migas,” kata Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis, SKK Migas, Rudianto Rimbono, kepada detikFinance, Kamis (1/10/2015).

Ia mengatakan, setiap perusahaan migas yang ingin melakukan PHK, sebelumnya harus mendapat izin dari SKK Migas. Dan, sampai hari ini pihaknya tidak mengizinkan perusahaan untuk memangkas para karyawannya.

“Waktu penyusunan rencana kerja dan anggaran (work, program, and budgeting/WP&B) tahun buku 2015 yang dilakukan Oktober 2014, ada beberapa KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) yang mengajukan pengurangan karyawan (PHK), tapi kami tidak izinkan, kami meminta perusahaan cari cara lain,” ungkapnya.

Ridianto menambahkan, apalagi berdasarkan arahan Menteri ESDM Sudirman Said, perusahaan migas di Indonesia diminta untuk tidak mengambil langkah mengurangi karyawan akibat kondisi anjloknya harga minyak tahun ini.

“Menteri ESDM minta pengurangan karyawan adalah langkah terakhir, justru menurut Pak Menteri, human capital itu sangat penting dan justru kondisi saat ini perusahaan investasi human capital-nya. Apapun lay off (PHK) hanya jadi opsi terakhir,” tutup Rudianto.

Berdasarkan data SKK Migas, hingga tahun ini pekerja di industri hulu migas total mencapai 32.000 pekerja, ini terdiri dari pekerja tetap dan kontrak.

Seperti dilansir dari CNN, data terbaru menyebutkan beberapa kontraktor proyek migas di luar negeri melakukan PHK besar-besaran, seperti:

Schlumberger
Kontraktor minyak dan gas (Migas) dunia ini terhantam anjloknya harga minyak dunia.

Sejauh ini, Schlumberger tercatat telah memangkas 20.000 karyawan karena kegiatan pengeboran migas menurun.

Perusahaan ini mengumumkan 2 putaran PHK dalam 4 bulan, di tengah terus turunnya harga minyak dunia.

Sekarang jumlah pegawai Schlumberger 15% lebih sedikit dari jumlah di pertengahan 2014, saat harga minyak dunia masih di atas US$ 100 per barel.

Baker Hughes
Sama seperti Schlumberger, Baker Hughes juga merupakan kontraktor jasa pengeboran minyak dan gas (Migas).

Sepanjang tahun ini, perusahaan tersebut tercatat telah memangkas 13.000 kkaryawan dalam 3 putaran terpisah.

Baker Hughes melakukan efisiensi biaya di tengah anjloknya harga minyak. Perusahaan ini sedang menunggu persetujuan dari regulator untuk merger dengan rivalnya, yaitu Halliburton. Nilai merger mencapai US$ 35 miliar.

Selama harga minyak dunia jatuh sejak pertengahan 2014 lalu, perusahaan di AS telah mengumumkan pemangkasan 86.000 karyawan.

Halliburton
Satu lagi perusahaan kontraktor jasa pengeboran migas yang memangkas banyak karyawannya. Sepanjang tahun ini, Halliburton telah memangkas 12.000 karyawan.

Pemangkasan ini seiring dengan berkurangnya jumlah rig minyak yang beroperasi di AS. Diprediksi jumlah rig yang beroperasi di AS turun 60% dari puncaknya sebanyak 1.600 rig.

(rrd/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*