Harga-harga komoditi hasil pertanian cenderung menurun sehubungan dengan data USDA (US Department of Agriculture) yang menunjukkan terjadinya peningkatan pasokan. Sebagaimana kita ketahui untuk hasil pertanian seperti Gandum, bahwa AS adalah ekportir terbesar sehingga data peningkatan pasokan ini mampu mendorong supply di pasar global sehingga harga relative turun, bahkan untuk kedelai telah terjadi penurunan harga setlah mencapai harga tertinggi selama 10 bulan terakhir ini.
Harga Gandum untuk kontrak penyerahan bulan Juli, terjadi penurunan harga 0,5% menjadi USD 6,74 per bushel di CBOT (Chicago Board of Trade), di pasar Singapura harga ditutup di USD 6,75 per bushel atau turun 1,7% dari penutupan hari sebelumnya.
Cadangan di AS untuk 31 Mei sebesar 583 juta bushel, ini adalah periode sebelum panen, terjadi peningkatan dari 558 juta bushel dari bulan sebelumnya. Yang mengejutkan adalah terjadi peningkatan yang cukup drastic dari pasokan ini sehingga bila tidak terjadi pengelolaan hasil panen dengan baik, maka harga akan semakin jatuh karena permintaan global juga tidak menunjukkan peningkatan.
Sementara harga Kedelai untuk penyerahan bulan Mei turun sebesar 0,4% ke USD 14,89 per bushel dimana hari sebelumnya diperdagangkan di harga USD 14,90, semula harga sudah mencapai harga USD 15,12 per bushel namun dengan dikeluarkannya data USDA ini maka harga cenderung merosot.
Untuk Jagung harga juga turun sebesar 0,4% menjadi USD 5,0025 per bushel, sehingga rata-rata komoditi pertanian cenderung mengalami penurunan akibat meningkatnya pasokan dan penurunan permintaan.
Analis Vibiz Research memperkirakan kecenderungan penurunan harga akan terus berlangsung sampai semester ke dua tahun ini, karena prediksi panen pada semester kedua masih lebih baik dibanding dengan semester pertama ini, sementara pertumbuhan permintaan tidak menunjukkan peningkatan, sehingga harga untuk komoditi pertanian relative cenderung menurun.
Tan Yoh/Journalist/VM/VBN
Editor: Jul Allens
pic:en.wikipedia.org
—
Distribusi: Vibiznews
Speak Your Mind