Harga Kakao ICE Tergelincir Setelah Penggilingan Kakao Asia

Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Jumat dinihari (21/10) ditutup lemah. Pelemahan harga kakao terpicu hasil penggilingan di Asia yang belum mendukung penguatan harga.

Semalam, Cocoa Association of Asia melaporkan bahwa penggilingan Asia menguat 12,5% pada kuartal ketiga dari periode yang sama tahun lalu menjadi 167.737 metrik ton. Namun berita itu tidak cukup untuk mendongkrak harga, dimana Eropa dan Amerika Utara adalah dua daerah yang mengkonsumsi terbesar kakao.

Penggilingan mengacu pada volume biji kakao olahan ke dalam mentega dan bubuk yang digunakan untuk membuat cokelat dan sering digunakan sebagai indikator untuk permintaan cokelat.

Pasar akan menunggu data penggilingan kakao kuartal ketiga untuk Amerika Utara. Pedagang memperkirakan kenaikan 2-3 persen, dengan data ditetapkan untuk dirilis hari ini.

Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Maret 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup turun. Harga komoditas tersebut ditutup melemah sebesar -7 dollar atau -0,26 persen pada posisi 2.717 dollar per ton.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan menguat terbatas jika hasil penggilingan Amerika Utara terealisir meningkat.

Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Resistance pada posisi 2.770 dollar. Jika level Resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.820 dollar. Sedangkan level Support yang akan ditembus jika terjadi penurunan ada pada 2.670 dollar dan 2.620 dollar.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*