Harga Kakao ICE Naik Dengan Pelemahan Dollar AS dan Penurunan Produksi Indonesia

Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Rabu dinihari (23/11) ditutup naik. Penguatan harga kakao terpicu pelemahan dollar AS dan menurunnya produksi Indonesia.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, jatuh dari 13,5 tahun tinggi, turun 0,1 persen setelah kenaikan beruntun 10-hari pada hari Senin.

Melemahnya dolar AS membuat komoditas kakao yang berbasis dolar ini menjadi lebih murah dalam mata uang lainnya.

Kenaikan harga kakao juga didukung menurunnya produksi kakao Indonesia.

Industri kakao di Indonesia diperkirakan memproses 360.000 ton biji di tahun 2015 dan 2016, turun sekitar 10 persen dari tahun lalu karena produksi tanaman lokal menurun dan pembatasan impor, demikian seprti yang dilansir Reuters, Selasa (22/11).

Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Maret 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan. Harga komoditas tersebut ditutup naik sebesar 9 dollar atau 0,37 persen pada posisi 2.440 dollar per ton.

Malam nanti akan dirilis data Durable Goods Orders Oktober dan New Home Sales Oktober yang diindikasikan positif. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi melemah enguat dengan penguatan dollar AS. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Support pada posisi 2.390 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.340 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 2.490 dollar dan 2.540 dollar.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*