Harga Kakao ICE Merosot 2 Persen; Produksi Meningkat, Permintaan Melemah

Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Selasa dinihari (11/04) ditutup turun. Penurunan harga kakao terpicu peningkatan produksi sementara permintaan merosot.

Permintaan terus menjadi masalah di pasar kakao. Kelemahan Euro dan Pound Inggris juga telah menarik ke bawah harga kakao. Data grinding Eropa kuartal pertama akan dirilis Rabu, memberikan kehati-hatian pasar. Perkiraan Produksi Ghana yang telah meningkat, juga melemahkan harga lebih lanjut.

Pengiriman kakao di Ghana, produsen terbesar kedua di dunia, dilaporkan 691.149 ton sejauh musim hingga tanggal 23 Maret, naik 4% year-on-year.

Di akhir perdagangan akhir pekan harga kakao berjangka kontrak Juli 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan penurunan. Harga komoditas tersebut ditutup anjlok sebesar 43 dollar atau 2,14 persen pada posisi 1.964 dollar per ton.

Malam nanti akan dirilis data JOLTs job openings Februari AS yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi turun jika penguatan dollar AS terjadi. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Suport pada posisi 1.910 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 1.860 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 2.010 dollar dan 2.060 dollar.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*