Harga Kakao ICE Bulan Mei Melonjak 11 Persen; Upaya Pemotongan Produksi Pantai Gading Mendukung

Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Kamis dinihari (01/06) ditutup naik. Kenaikan harga kakao terdukung penurunan persediaan kakao.

Pedagang mengatakan harga telah rally di tengah harapan bahwa produsen perkebunan Pantai Gading telah menyiapkan pemangkasan besar dari produksi 2017/18 mereka, dan karena kerusuhan politik.

Organisasi Kakao Internasional (ICCO) mencabut perkiraannya pada hari Rabu untuk surplus kakao global pada musim 2016/17 saat ini menjadi 382.000 ton.

Di akhir perdagangan harga kakao berjangka kontrak Juli 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan kenaikan. Harga komoditas tersebut ditutup naik sebesar 11 dollar atau 0,54 persen pada posisi 2.048 dollar per ton.

Untuk bulan Mei, harga kakao melonjak tinggi 11,24 persen. Lonjakan harga kakao sebagian besar terdukung lonjakan 8 persen pada minggu kedua Penguatan harga kakao terpicu kerusuhan yang terjadi di Pantai Gading yang memicu kekuatiran produksi kakao di negara produsen terbesar dunia tersebut. Lonjakan harga kakao juga terdukung kekuatiran penurunan panen Pantai Gading, membuat harga kakao semakin melonjak.

Malam nanti akan dirilis data ADP Employment Change Mei AS yang diindikasikan meningkat, dan data jobless claim yang diindikasikan menurun. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi turun jika penguatan dollar AS terjadi. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Support pada posisi 2.000 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 1.950 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 2.100 dollar dan 2.150 dollar.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*