Harga Kakao ICE Anjlok Hampir 4 Persen, Produksi Pantai Gading dan Ghana Meningkat

Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Jumat dinihari (21/04) ditutup anjlok. Pelemahan harga kakao terpicu lemahnya permintaan sementara produksi meningkat.

Produksi meningkat tahun ini dan permintaan tidak membaik seperti yang diharapkan, menurut data penggilingan Uni Eropa baru-baru ini. Data penggilingan Amerika Utara yang akan dirilis diperkirakan akan menunjukkan peningkatan permintaan biji kakao dari kuartal terakhir dan tahun lalu.

Produksi tahun ini bisa menjadi rekor di Pantai Gading dan berada di atas tahun lalu di Ghana. Kedua negara mengalami cuaca sedang saat hujan kembali. Permintaan telah lemah, tapi mungkin akan mulai membaik lagi karena harga untuk Kakao dan produknya telah berubah jauh lebih rendah.

Di akhir perdagangan akhir pekan harga kakao berjangka kontrak Juli 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan penurunan. Harga komoditas tersebut ditutup anjlok sebesar 74 dollar atau 3,95 persen pada posisi 1.799 dollar per ton.

Malam nanti akan dirilis data Markit Manufacturing dan Services PMI April, serta Existing Home Sales Maret AS yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi turun jika penguatan dollar AS terjadi. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Suport pada posisi 1.750 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 1.700 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 1.850 dollar dan 1.900 dollar.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*