Harga Gula ICE Turun Tertekan Penguatan Dollar AS dan Pelemahan Permintaan

Harga gula berjangka ICE ditutup merosot pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Jumat dini hari (10/02). Harga komoditas ini mengalami pelemahan tertekan penguatan dollar AS dan pelemahan permintaan.

Dolar AS melonjak lebih dari 1 persen terhadap yen dan naik secara luas pada hari Kamis setelah komentar dari Presiden Donald Trump bahwa ia akan merilis rencana reformasi pajak dalam beberapa minggu ke depan.

Melemahnya dolar AS membuat komoditas gula yang berbasis dolar ini menjadi lebih murah dalam mata uang lainnya.

Pelemahan pemintaan juga menekan harga gula. Dealer mengatakan pengiriman kecil diperkirakan terjadi Maret, yang berakhir pada hari Senin, karena permintaan dari Myanmar telah memperketat persediaan di Asia.

Harga untuk bulan Maret mungkin juga telah terbebani oleh pembicaraan bahwa gula dari Amerika Tengah bisa dikirim. Gula dipandang kurang menarik dibandingkan pasokan Brasil karena biaya pengangkutan berpotensi tinggi untuk mengirim ke pasar impor utama.

Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau merosot. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup turun sebesar 0,11 sen atau setara dengan 0,53 persen pada posisi 20,65 sen per pon.

Malam nanti akan dirilis data Michigan Consumer Sentiment Februari AS yang diindikasikan menurun. Jika terealisir berpotensi menekan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga gula berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi menguat terbatas dengan pelemahan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 21,15 sen dan 21,65 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 20,15  sen dan 19,65 sen.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*