Harga Gula ICE Tertekan Proyeksi Penurunan Impor Tiongkok

Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Jumat dinihari (21/04) berakhir merosot tertekan penurunan impor Tiongkok, sementara produksi meningkat.

Impor gula Tiongkok diperkirakan akan turun ke level terendah lima tahun di musim depan, karena produksi meningkat dan klausa pemerintah terkait dengan penyelundupan dan impor lainnya, kata pejabat AS, demikian seperti yang dilansir agrimoney.

Produksi gula Tiongkok diperkirakan akan meningkat sebesar 1,0 juta ton pada 2017-18, menjadi 10,50 m ton, dibantu oleh dorongan pemerintah untuk meningkatkan produksi, dan kenaikan harga, kata biro Departemen Pertanian AS di Beijing.

Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Juli 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup turun sebesar -0,11 sen atau setara dengan -0,67 persen pada posisi 16,41 sen per ton.

Malam nanti akan dirilis data Markit Manufacturing dan Services PMI April, serta Existing Home Sales Maret AS yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York  pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah terbatas jika penguatan dollar AS terjadi. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi menguji level Support pada posisi 15,90 sen dan 15,40 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 16,90 sen dan 17,40 sen per pon.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*