Harga Gula ICE Naik Hampir 2 Persen Terpicu Kekurangan Produksi Tebu India dan Permintaan Indonesia

Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Kamis dinihari (05/01) berakhir naik terpicu penurunan produksi tebu. Harga gula mentah mencapai tertinggi 1,5 bulan di tengah kekhawatiran berkelanjutan kekurangan tebu di India, produsen terbesar kedua di dunia.

Lebih dari dua lusin pabrik di Maharashtra, di India negara produsen gula utama, telah berhenti menghancurkan karena kekurangan tebu dan banyak lagi yang mungkin untuk menutup sebelum akhir Februari.

Pada sisi permintaan, Indonesia menyatakan akan mengimpor 1,5 juta ton gula mentah selama enam bulan ke depan.

Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau mengalami lonjakan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup naik melonjak sebesar 0,38 sen atau setara dengan 1,85 persen pada posisi 20,89 sen per pon.

Malam nanti akan dirilis data ISM Non Manufacturing PMI dan Markit Services PMI Desember yang diindikasikan menurun. Jika terealisir akan melemahkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York  pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan pelemahan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 21,40 sen dan 21,90 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi  20,40 sen dan 19,90 sen per pon.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*