Harga Gula ICE Mingguan Anjlok 8 Persen; Potensi Bargain Hunting Memungkinkan

Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York akhir pekan Sabtu dinihari (27/05) berakhir anjlok, merosot ke level terendah 13-bulan, terpicu sentimen bearish peningkatan pasokan dan penurunan harga bahan bakar.

Volume gula yang dihasilkan selama dua minggu, pada 2.11 juta ton, meningkat 35.000 ton dari tahun ke tahun, kontras tajam dengan penurunan sekitar 225.000 ton yang diperkirakan pasar, menurut sebuah survei investor oleh S & P Global Platts.

Harga gula juga mendapat tekanan setelah Petrobras, kelompok minyak negara bagian Brazil, semalam mengungkapkan pemotongan harga bensin rata-rata 5,4%, serta penurunan harga solar 3,5% di tingkat kilang.

Lemahnya harga bensin mendukung nilai etanol bahan bakar saingan juga, pada gilirannya merongrong harga gula, mengingat persaingan yang lebih lemah untuk tebu dari bahan bakar nabati.

Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Juli 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup anjlok sebesar -0,61 sen atau setara dengan -3,90 persen pada posisi 15.05 sen per ton.

Untuk minggu ini harga gula anjlok -8,12 persen. Anjloknya harga gula akhir pekan ini, ditambah dengan anjloknya harga gula sekitar 4 persen pada terpicu peningkatan pasokan pada awal pekan, semakin menggerus harga gula.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York  pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat terbatas dengan aksi bargain hunting setelah anjlok tajmnya harga gula. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi menguji level Resistance pada posisi 15,50 sen dan 16,00 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 14,50 sen dan 14,00 sen per pon.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*