Harga Gula ICE Merosot 2 Persen Tertekan Kekuatan Dollar AS

Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Jumat dini hari (11/11) berakhir merosot tertekan penguatan dollar AS.

Dolar AS naik secara signifikan terhadap sekeranjang mata uang utama dunia, menyentuh level tertinggi dalam lebih dari dua minggu dan melayang tepat di bawah level yang terakhir terlihat pada awal Februari.

Ekspektasi bahwa kebijakan Trump akan meningkatkan belanja dan inflasi membantu hasil Treasury AS naik ke tingkat tertinggi dalam lebih dari 10 bulan. Imbal hasil pada obligasi patokan 10-tahun dan 30-tahun memiliki kenaikan harian terbesar secara tahunan pada hari Rabu dan menambahkan keuntungan pada hari Kamis menjelang lelang obligasi 30-tahun.

Menguatnya dolar AS membuat komoditas gula yang berdenominasi dolar ini menjadi lebih mahal dalam mata uang lainnya, sehingga permintaan menurun.

Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot sebesar -0,46 sen atau setara dengan -2,08 persen pada posisi 21,65 sen per pon.

Malam nanti akan dirilis data ekonomi Michigan Consumer Sentiment November yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York  pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah terbatas dengan potensi penguatan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 21,15 sen dan 20,65 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 22,15 sen dan 22,65 sen per pon.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*