Harga Gula ICE Merosot 1,8 Persen Terpicu Peningkatan Produksi Brazil

Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Jumat dinihari (31/03) berakhir merosot terpicu peningkatan produksi Brazil.

Pelemahan juga ditimbang oleh fundamental seperti Brazil yang bersiap untuk memulai panen dan pengolahan, dengan Commerzbank memperkirakan produksi gula Brasil lebih dari 35 juta ton.

“Pengamat pasar mengharapkan 47 persen dari tebu yang akan berubah menjadi gula di musim pengolahan baru, yang sedikit akan melampaui bahkan sosok tinggi yang telah dicapai di musim sebelumnya,” kata bank dalam sebuah catatan.

Investor terus memantau kerusakan yang dilakukan oleh Topan Debbie di Australia untuk tanda-tanda berapa banyak tebu telah dihancurkan dan berapa banyak mungkin diselamatkan sebelum proses menghancurkan dimulai.

Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Mei 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot tajam sebesar -0,31 sen atau setara dengan -1,81 persen pada posisi 16,81 sen per pon.

Malam nanti akan dirilis data Personal Income dan Pesonal Spending Februari AS yang diindikasikan stabil. Juga dirilis data Michigan Consumer Sentiment Final Februari AS yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir dapat menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York  pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah terbatas jika penguatan dollar AS terjadi. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi menguji level Support pada posisi 16,30 sen dan 15,80 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 17,30 sen dan 17,80 sen per pon.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*