Harga Gula ICE Melonjak 2 Persen Terpicu Gangguan Produksi Brazil dan India

Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Rabu dinihari (15/02) berakhir melonjak terpicu gangguan produksi di Brazil dan India.

Brazil perlu menerima lebih banyak hujan melalui setidaknya Maret dan kemudian memiliki cuaca kering untuk memfasilitasi panen dari April, menurut Cofco’s de Andrade dan Paulo Roberto de Souza, kepala eksekutif Copersucar SA, sebuah perusahaan yang berbasis di Sao Paulo dengan 35 pabrik asosiasi.

Sementara India juga perlu rebound signifikan, skala pemulihan masih belum pasti, kata Gareth Forber, kepala penelitian gula di LMC International. Kelangkaan air musim panas lalu di negara bagian Maharashtra penanaman tebu yang akan dipanen 18 bulan kemudian terbatas. Ketersediaan air masih menjadi masalah di Karnataka, sehingga produksi tidak pulih di negara bagian, katanya. Produksi di dua negara harus kembali ke musim depan normal, Asosiasi Pabrik Gula India mengatakan bulan lalu.

Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau mengalami kenaikan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melonjak sebesar 0,47 sen atau setara dengan 2,35 persen pada posisi 20,47 sen per pon.

Malam nanti akan dirilis data inflasi Januari AS yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York  pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan penguatan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 20,00 sen dan 19,50 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi  21,00 sen dan 21,50 sen per pon.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*