Harga Gula ICE Lemah Terpicu Penurunan Permintaan

Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York pada akhir perdagangan Jumat dinihari (23/12) berakhir lemah terpicu penurunan permintaan dan peningkatan produksi.

Berkurangnya permintaan yang diharapkan dan potensi untuk meningkatkan produksi, sebagian besar dari Brazil, dalam beberapa bulan ke depan merupakan faktor negatif utama yang menekan harga gula.

Brasil masih mengekspor dalam jumlah besar meskipun harapan bahwa penawaran akan telah memotong kembali karena produksi berkurang. Tiongkok telah mengurangi impor karena pemerintah menimbuk gula dari gudangnya. India tidak mengantisipasi kebutuhan untuk mengimpor tahun ini bahkan setelah dua tahun tanaman yang buruk sebagai persediaan yang disimpan tetap kuat.

Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot sebesar -0,04 sen atau setara dengan -0,22 persen pada posisi 18,16 sen per pon.

Malam nanti akan dirilis data New Home Sales November AS yang diindikasikan meningkat, dan Michigan Comsumer Sentiment Final Desember yang diindikasikan stabil. Jika hasil ini terealisir akan menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York  pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan penguatan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 17,70 sen dan 17,20 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 18,70 sen dan 19,20 sen per pon.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*