Harga Gula ICE Akhir Pekan Menurun Terganjal Penguatan Dollar AS; Mingguan Melonjak 6 Persen

Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York akhir pekan Sabtu dini hari (07/01) berakhir merosot tertekan penguatan dollar AS.

Dollar AS, terangkat oleh data non-farm payrolls AS yang menunjukkan perlambatan dalam mempekerjakan bulan lalu namun terjadi kenaikan upah. Laporan ini mendukung pandangan bahwa Federal Reserve AS akan terus maju dengan kenaikan suku bunga tahun ini, kata para analis.

Lihat : Pertumbuhan Kerja Desember AS Melambat, Namun Pertumbuhan Upah Naik Mantap

Menguatnya dolar AS membuat komoditas gula yang berdenominasi dolar ini menjadi lebih mahal dalam mata uang lainnya, sehingga permintaan menurun.

Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot sebesar -0,03 sen atau setara dengan -0,14 persen pada posisi 20,75 sen per pon.

Pada pekan ini harga gula melonjak 6,36 persen. Lonjakan kenaikan 5 persen di awal perdagangan tahun 2017 dipicu penurunan produksi Brazil, India, Thailand, memberikan kontribusi kenaikan minggu ini. Demikian juga meningkatnya permintaan di Indonesia menguatkan harga gula.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York  pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah terbatas dengan potensi penguatan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 20,25 sen dan 19,75 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 21,25 sen dan 21,75 sen per pon.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*