Harga Gula ICE Akhir Pekan Lemah; Mingguan Anjlok 7 Persen

Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dini hari (19/11) berakhir merosot tertekan penguatan dollar AS.

Dolar AS berada di jalur selama dua minggu terbaik sejak 1988 terhadap yen, dan mencapai tertinggi sejak awal tahun 2003 terhadap sekeranjang mata uang, sebagai kemenangan Trump memicu pembicaraan tentang pemotongan pajak dan investasi baru dalam infrastruktur untuk meningkatkan perekonomian AS.

Menguatnya dolar AS membuat komoditas gula yang berdenominasi dolar ini menjadi lebih mahal dalam mata uang lainnya, sehingga permintaan menurun.

Pada penutupan perdagangan Sabtu dini hari harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot sebesar -0,07 sen atau setara dengan -0,35 persen pada posisi 20,15 sen per pon.

Secara mingguan, harga gula anjlok -7,14 persen, sebagian besar tertekan penguatan dollar AS dan peningkatan persediaan di Brazil.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York  pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah terbatas dengan potensi penguatan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 19,65 sen dan 19,15 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 20,65 sen dan 21,15 sen per pon.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*