Harga Emas Terkonsolidasi, Investor Lebih Pasti Menunggu

shadow

FINANCEROLL – Nilai kepemilikan aset Emas ETP mengalami penurunan yang tajam, terendah sejak awal krisis keuangan ini terjadi pada 2008 silam oleh kenaikan yang besar dari saham-saham dan sikap para investor bersiap-siap dalam menyikapi rencana kenaikan suku bunga AS sehingga mempengaruhi permintaan akan emas termasuk dalam bentuk ETP.

Kepemilikan SPDR Gold Trust menurun 0.2 persen ke angka 704 Metrik Ton dalam perdagangan Rabu (10/06), ini merupakan posisi terendah sejak September 2008. Bulan dimana Lehman Brothers Holdings Inc. runtuh, menimbulkan guncangan bagi pasar global. Hingga ETP Emas ini mencapai posisi puncak pada Desember 2012, kemudian mengalami kontraksi hingga 48%.

Harga emas diperdagangkan dikisaran $1,185 per ons. Harga Emas batangan mengalami penurunan 38 persen sejak harganya meroket hingga ke $1,921.17 pada September 2011. Tidak semua orang memang menjual emasnya, sebagian investor ada yang tetap mempertahankan posisinya.

Beberapa fakta menarik mengenai emas bisa menjadi pertimbangan investor saat ini. Sejak Juni 2011, harga emas mengalami penurunan 38%. Harga emas yang palin rendah semakin hari semakin rendah, begitu juga harga termahalnya, semakin menurun dari waktu ke waktu. Dengan demikian, meskipun emas masih menjadi salah satu jenis investasi yang menari, namun apakah cukup meyakinkan bahwa emas di tahun ini masih bisa memiliki nilai investasi yang baik atau juga emas masih memiliki nilai investasi jangka panjang yang baik.

Harga emas sendiri masih terperangkap dalam tren pasar menurun setelah pemulihan ekonomi AS menunjukkan sinyal positif dalam mengakhiri krisis dan membuat pasar saham bangkit kembali, permintaan emas sebagai aset pengaman investasi mengalami kemerosotan sesudahnya. Pada bulan Mei kemarin saja, tercatat angka pembelian dari US Mint atas koin emas American Eagle menduduki posisi terendah dalam catatan transaksi bulanan selama delapan tahun terakhir ini. Bahkan penjualan di Perth Mint juga mencatat angka terendah sejak 2012. Sebaliknya, pasar saham dunia menunjukkan kedigdayaannya dengan naik sepanjang 2015 dimana bursa saham AS mencapai rekor dan bursa Tiongkok juga mencatat kenaikan sebesar dua kalilipat dalam 12 bulan terakhir ini.

Angka permintaan emas memang menyedihkan saat ini, ungkap David Lennox, seorang analis dari Fat Prophets di Sydney. Kita bisa lihat tidak ada lagi hasil yang menggembirakan dari pasar fisik emas saat ini. Para spekulan telah terpukul beberapa tahun lalu dan kini mereka masih belum ingin tergesa-gesa kembali, tegasnya.

Setelah kebangkrutan Lehman, bank-bank sentral didunia secara tidak terduga ramai-ramai mengeluarkan kebijakan ransangannya. Akibatnya harga emas mengalami dorongan yang kuat hingga mencapai puncak tertingginya sepanjang masa pada September 2011 atas upaya untuk menahan laju inflasi. Pada saat laju konsumsi mengalami stabilitas, harga emas mulai merosot pada 2013 dan 2014. Saat ini, harga emas sudah tidak banyak berubah ditengah masa The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga.

Suku bunga yang tinggi memupus daya pikat emas batangan, terlebih aset ini tidak membayar bunga sebagaimana aset pesaing lainnya, seperti obligasi baru. Dengan proyeksi akan kenaikan suku bunga pinjaman juga mendorong naiknya Dolar AS, semakin memperkecil permintaan akan logam mulia seperti emas. Indek Dolar Bloomberg secara nyata menggambarkan kenaikan nilai Dolar di tahun ini sebesar 3.8 persen.

Persepsi umum adalah suku bunga yang tinggi akan langsung diterjemahkan dengan kenaikan nilai Dolar AS, meskipun jika tidak berlaku demikian dimana suku bunga naik terkadang harga emas tetap memiliki potensi untuk menahan tekanan inflasi. Dengan demikian, stabilitas harga emas saat ini diyakini merupakan momentum konsolidasi bagi harga emas ditengah kepastian sikap investor menunggu kebijakan lebih lanjut dari The Fed mengenai kenaikan suku bunga. (Lukman Hqeem)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*