Harga Emas Semakin Tertekan


shadow

Financeroll – Perdagangan bursa komoditas logam mulia di hari Jumat(31/10), harga emas dan perak semakin tertekan dengan diperdagangkan lebih rendah ketika Bank Sentral Jepang memutuskan untuk menaikan laju program stimulusnya, sehingga menguntungkan bagi dolar AS.

Selama berlangsungnya perdagangan di sesi Asia, emas berjangka pengiriman Desember telah diperdagangakan lebih rendah 1.04% di level $1.185.80 per troy ounce di divisi Comex, New York Mercantile Exchange. Sejak perdagangan di sesi Asia, harga emas terpantau menyentuh level $1.183.80 untuk sesi terendah harian dan level $1.202.40 untuk sesi tertinggi harian.

Pada perak berjangka pengiriman Desember telah diperdagangkan lebih rendah 1.30% di level $16.207 per troy ounce, dengan menyentuh level $16.138 untuk sesi terendah harian dan level $16.157 untuk sesi tertinggi harian.

Siang ini, harga logam berjangka kian menurun dengan diperdagangkan di bawah level $1.200 ketika dolar AS mengalami rally kuat terhadap beberapa mata uang utama lainnya. Pelemahan logam berjangka tersebut terjadi setelah hasil pertemuan Bank Sentral Jepang memperlihatkan bahwa 4 dari 5 dewan kebijakan telah memilih untuk melakukan perluasan pada laju program pembelian obligasi menjadi 80 triuliun yen, yang sebelumnya melaju sebanyak 30 triliun yen.

Langkah yang secara tiba-tiba oleh Bank Sentral Jepang tersebut, seketika mengantarkan dolar AS untuk mengalami rally, mengingat pergerakan emas cenderung berlawanan terhadap pergerakan greenback.

Pada index dolar AS, yang memperlihatkan performan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik sebesar 0.39% di level 86.57, sedangkan untuk pasangan USDJPY terpantau menguat 1.59% di level 110.95.

Pada sesi sebelumnya, harga emas telah mendapat tekanan kuat akibat menguatnya hasil pertumbuhan ekonomi di wilayah AS yang kembali memberikan dukungan bagi greenback. Pada pertumbuhan domestik bruto AS yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS mengalami kenaikan pada tingkat tahunan telah meningkat sebesar 3.5% di kuartal tiga tahun 2014.

Faktor lain yang turut memberikan pelemahan bagi harga logam berjangka setelah Komite Federal Pasar Terbuka memutuskan untuk mengakhiri program pembelian obligasi di kuartal tiga tahun 2014 ini dan meninggalkan tingkat suku bunga tanpa perubahan di level rendah 0.00 – 0.25%. Sebelumnya, laju program pembelian obligasi oleh The Fed sebesar $15 milyar per bulan, namun didukung oleh membaiknya kondisi pasar tenaga kerja AS hal tersebut telah mendorong bank sentral untuk mengakhiri program stimulusnya di bulan Oktober ini.

Komite menilai bahwa telah terjadi peningkatan yang substansial pada prospek pasar tenaga kerja sejak awal program pembelian aset saat ini. Selain itu, Komite terus melihat kekuatan mendasar yang cukup dalam perekonomian yang lebih luas untuk mendukung kemajuan yang sedang berlangsung terhadap kerja maksimum dalam konteks stabilitas harga.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*