Harga Emas Naik Oleh Potensi Inflasi Eropa dan Suku Bunga AS

Harga Emas Naik Oleh Potensi Inflasi Eropa dan Suku Bunga AS

Harga emas mengalami kenaikan beruntun dalam dua hari ini, disebabkan oleh potensi inflasi yang akan menimpa Eropa secara bertahap dan kemungkinan AS akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga pinjaman tetap rendah.

FINANCEROLL – Harapan-harapan yang demikian ini mengemuka setelah Gubernur Bank Sentral AS Wilayah New York berbicara hari ini, Kamis (06/03) waktu setempat. Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi disisi lain juga menyatakan bahwa laju tingkat inflasi Eropa diperkirakan akan naik dalam 30 bulan kedepan secara bertahap. Kenaikan inflasi ini merupakan tujuan dan target Bank Sentral Eropa guna menghindari deflasi di Eropa. Sehari sebelumnya, harga emas juga mengalami kenaikan setelah data ekonomi AS menyatakan bahwa industri jasa mengalami pertumbuhan paling lambat dalam empat tahun terakhir di bulan Februari kemarin.

Harga emas di tahun 2014 ini telah naik 12 persen atas naiknya kebutuhan safe haven, pengaman investasi ditengah kondisi global yang beresiko dengan krisis di Ukraina. Kondisi ekonomi AS yang masih mengkhawatirkan pasar juga memberika andil bagi sentiment positing menguatnya harga emas saat ini. Pihak Departemen Tenaga Kerja AS akan mengumumkan data lapangan kerja pada esok hari. Pada 2013, harga emas anjlok 28 persen, prosentase penurunan harga emas terbesar sejak 1981, sebagai dampak naiknya bursa saham global dan tertahannya inflasi AS.

Pernyataan-pernyataan baik dari Dudley maupun Draghi memberikan kepercayaan pasar akan kemungkinan kondisi ekonomi kedepannya. Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan April mengalami kenaikan 0.9 persen dan berakhir di harga $1,351.80 per ons di bursa Comex – New York. Pada perdagangan 3 Maret silam, harga emas sempat melambung ke 1,355, yang merupakan harga termahal sejak kontrak ini aktif mulai Oktober kemarin.

Pemangkasan Kebijakan Stimulus

Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yellen kembali menegaskan pada minggu lalu bahwa mereka cukup terbuka untuk mempertimbangkan pemangkasan kebijakan stimulus kembali terlebih jika kondisi ekonomi AS menunjukkan pemulihan yang lebih baik. The Fed, yang dijadwalkan akan mengadakan pertemuan pada 18-19 Maret mendatang, sebelumnya telah memangkas anggaran belanja obligasi senilai $10 milyar untuk belanja obligasi bulanan, dalam dua pertemuan terakhir mereka. Jumlah anggaran belanja obligasi sebulan saat ini tinggal $65 milyar saja.

Ditengah situasi krisis Ukraina saat ini, ketidak pastian pasar mengemuka dan membuka peluang emas sebagai aset pengaman investasi terus bersinar. Sentimen negatif yang diperkirakan bisa menahan laju kenaikan harga emas saat ini adalah pengurangan besaran anggaran belanja obligasi AS tersebut , namun mengingat kondisi ekonomi AS juga masih belum sembuh benar maka kebijakan suku bunga ultra rendah yang selama ini juga masih menjadi motor kenaikan harga emas bisa memberikan harapan lebih panjang bahwa harga emas berpotensi menguat terus. Melihat kebelakang, sepanjang Desember 2008 hingga Juni 2011, harga emas mengalami kenaikan sebesar 70 persen setelah Bank Sentral AS menggelontorkan tak kurang lebih dari 2 trilyun dolar AS kedalam sisten keuangan mereka dan melakukan kebijakan suku bunga ultra rendah guna mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi AS.

(Untuk selalu update, follow twitter @hqeem)


Sumber: http://financeroll.co.id/feed/

Speak Your Mind

*

*