Harga emas masih akan tertekan data ekonomi AS

JAKARTA. Semakin mendekati pertemuan FOMC di pertengahan pekan ini, harga emas kian tergerus. Kemerosotan harga mingguan terendah sejak Agustus 2015 lalu pun harus ditelan si kuning logam mulia ini.

Mengutip Bloomberg, Jumat (23/10) harga emas kontrak pengiriman Desember 2015 di Commodity Exchange menukik 0,28% ke level US$ 1.162,80 per ons troi. Harga pun sudah tergerus 1,71% dalam sepekan terakhir.

Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka menuturkan masih kuatnya posisi USD di pasar memang semakin menyulitkan posisi harga komoditas termasuk emas. Tidak hanya perkara penantian pertemuan FOMC 27 – 28 Oktober 2015 mendatang tapi juga karena sajian data ekonominya yang terus positif.

Teranyar, data flash manufacturing PMI AS September 2015 naik dari 53,1 ke 54,0. “Walaupun memang tidak bisa dipungkiri antisipasi pelaku pasar terhadap FOMC ikut menenggelamkan pamor emas,” kata Tonny.

Sebabnya, meski baik USD maupun emas keduanya merupakan aset safe haven, namun USD jauh lebih menarik minat spekulasi karena ber-yield tinggi. Begitu pun, Tonny menilai kejatuhan harga emas pada Senin (26/10) bisa saja tertahan dan tidak menutup kemungkinan rebound bisa terjadi.

“Belum lagi data ekonomi AS memang diprediksi masih akan positif pada Senin (26/10) sehingga menambah tekanan bagi emas,” tambah Tonny. Data New Home Sales AS September 2015 naik dari 522.000 menjadi 546.000.

Tidak heran, keputusan People’s Bank of China (PBOC) memangkas suku bunga simpanan dan pinjaman pada Jumat (23/10) lalu gagal mengangkat harga emas. Padahal seharusnya hal ini bisa menopang harga emas. “Namun tertutup oleh sentimen yang datang dari USD,” kata Tonny.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*