Harga Emas Berayun Di Posisi Krusial

shadow

Dolar AS menjadi pesaing bagi emas sebagai tujuan pengaman investasi oleh para investor. Tak ayal, Harga Emas di tahun ini juga berpeluang masih akan turun bahkan hingga dibawah $1,000 per ons.

FINANCEROLL – Naiknya angka Payroll  Amerika Serikat bahkan lebih tinggi dari perkiraan awal, menjadi sinyal kuat akan kemungkinan kenaikan suku bunga Fund Rates dari The FED lebih lanjut. Dilain pihak, pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang masih mengkhawatirkan juga telah memperburuk aksi jual saham-saham Tiongkok di berbagai bursa utama dunia. Kedua sentimen ini menarik-ulur harga emas saat ini.

Harga emas berayun naik turun setelah mencatat kinerja mingguan yang terbaik sejak Agustus lalu, dimana semakin jatuhnya saham-saham Tiongkok telah menjadi sentimen pendukung kenaikan harga emas. Sementara kuatnya data lapangan kerja AS disisi lain menjadi pembatas kenaikan harga emas lebih lanjut. Angka Payroll AS meningkat sebesar 292 ribu, lebih tinggi dari perkiraan. Saham-saham Tiongkok sendiri terpuruk pada posisi terendah sejak September silam, ini merupakan aksi terburuk sepanjang setahun terakhir ini.

Kekhawatiran jatuhnya bursa saham lebih lanjut, mendorong investor mengamankan investasi dengan membeli Emas aset pengaman investasi. Akhir pekan lalu, para Investor melakukan aksi beli yang paling besar pada ETF Emas, sebagai kembalinya aksi beli kembali sejak 10 Desember lalu. Jumlah kepemilikan ETF Emas mengalami kenaikan 9,1 metrik ton menjadi sebesar 1.475,3 tons setelah sehari sebelumnya juga naik sebanyak 8,1 metrik ton.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*