Harga CPO masih akan turun

JAKARTA. Permintaan global yang lesu membuat harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ikut melemah. Belum adanya sentimen positif yang mampu jadi pendongkrak membuat harga CPO diprediksi masih akan merosot.

Mengutip Bloomberg, Kamis (12/3) pukul 14.00 WIB harga kontrak pengiriman Mei 2015 di bursa Malaysia Derivative Exchange tercatat menurun 1% ke level RM 2.253 per metrik ton dibanding penutupan hari sebelumnya. Begitu pun dalam sepekan terakhir harga CPO terus menukik sebesar 5%.

Ariana Nur Akbar, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan bahwa pelemahan yang terjadi pada harga CPO disebabkan oleh pesimisme pelaku pasar. Keputusan China lewat Perdana Menteri Li Keqiang untuk memangkas target realisasi pertumbuhan China ikut menekan harga CPO.

“Dipastikan perlambatan ekonomi masih menggerogoti China dan diduga ini akan membuat permintaan CPO dari China juga menurun,” kata Ariana.

Apalagi hingga saat ini pasar masih belum melihat realisasi penggunaan biodiesel seperti yang sudah dicanangkan sebelumnya. Penyerapan CPO di Indonesia untuk biodiesel masih tipis. Ini membuat pasar berspekulasi bahwa belum akan ada faktor yang mampu mendongkrak permintaan CPO.

“Selain memang kita tahu bahwa perekonomian global yang tersendat menjadi faktor dominan turunnya permintaan,” papar Ariana. Bahkan menurut prediksi Ariana pelemahan harga CPO ini masih akan berlanjut di Jumat (13/3) dan dalam beberapa waktu mendatang.

Permintaan global terus menyusut

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures memaparkan terkurasnya permintaan CPO terlihat dari beragam rilis data dan keadaan pasar. Salah satunya adalah data yang dirilis oleh Dewan Kelapa Sawit Malaysia bulan Februari 2015 bahwa ekspor CPO Malaysia hanya 971.640 ribu metrik ton. Ini merupakan volume ekspor terendah sejak Juni 2007 silam.

“Lesunya ekspor ini karena anjloknya impor minyak nabati ke China,” kata Deddy. Impor minyak nabati China turun sekitar 67,55% menjadi 230 ribu metrik ton pada Februari 2015. Padahal sebelumnya pada Februari 2014 impor minyak nabati China menyentuh level 708.858 metrik ton.

Deddy menambahkan keadaan China sepanjang 15 bulan terakhir masih cukup terbebani. Perekonomian di sektor properti menurun, utang dan permintaan luar negeri meningkat dan dalam negeri yang terus loyo. “Ini cukup memperparah pertumbuhan ekspor, investasi, manufaktur dan penjualan ritel China yang berdampak pada turunnya penyerapan CPO,” papar Deddy.

Tidak hanya China, impor CPO India juga tergelincir. Impor CPO India Februari 2015 turun 7% menjadi 600 ribu metrik ton dibandingkan bulan Januari 2015 yang mencapai 650.672 metrik ton. “Kondisi ini terjadi karena importir menahan diri akibat stok yang masih tinggi dan spekulasi kebijakan baru pemerintah India,” terang Deddy.

Berkembang spekulasi di pasar bahwa pemerintah India akan membatasi pembelian dari luar negeri. Volume impor CPO akan pulih jika tidak ada pemberlakuan pajak secara mendadak. Sebelumnya pada Desember 2014 lalu pemerintah India telah menaikkan pajak impor CPO dari 2,5% menjadi 7,5%. Yang rencananya, pemerintah India akan kembali menaikkan besaran tarif pajak CPO hingga 10%.

“Dari data-data tersebut terlihat bahwa permintaan dari negara-negara utama ekspor CPO sedang melambat signifikan,” jelas Deddy. Hanya saja kalaupun pelemahan berlanjut pada Jumat (13/3), harga CPO tidak akan turun terlampau dalam.

Menurut Deddy masih sulit bagi harga CPO untuk tembus di bawah level RM 2.200 per metrik ton. Faktor teknikal ini bisa menjadi penahan jatuh terlalu dalamnya harga CPO. Sehingga harga akan bergerak konsolidasi cenderung melemah tipis selagi level tersebut belum ditembus.

Secara teknikal Deddy menganalisis, harga saat ini masih bergerak di bawah moving average (MA) 50 namun masih tertahan di MA 100 sehingga penurunan masih terbatas. Indikator stochastic di level 21 menunjukkan pergerakan menurun. Relative strength index (RSI) juga turun di level 46. Hanya garis moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area positif level 4 dengan arah naik.

Deddy menduga harga CPO hari ini bergerak di kisaran support RM 2.200 per metrik ton dan resistance RM 2.320 per metrik ton. “Sepekan mendatang harga bisa dikisaran RM 2.200 – RM 2.360 per metrik ton,” tambahnya.

Sedangkan Ariana menduga hari ini harga CPO akan bergerak di level yang lebih sempit yakni antara RM 2.230 – RM 2.273 per metrik ton. Untuk sepekan ke depan harga CPO akan bergulir di antara RM 2.140 – RM 2.310 per metrik ton.

Editor: Yudho Winarto


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*