Harga CPO bisa rebound dari level terendahnya

JAKARTA. Harga minyak sawit tertekan hingga ke level terendahnya tahun ini karena terbawa sentimen negatif dari devaluasi mata uang yuan China. Meskipun begitu, berkurangnya stok minyak sawit dan tingginya angka ekspor diduga analis bisa membuat harga CPO kembali naik pada Kamis (13/8).

Mengacu data Bloomberg, Rabu (12/8) pukul 13.25 WIB, harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) kontrak pengiriman Oktober 2015 di bursa Malaysia Derivates Exchange tercatat turun 0,78% ke level terendahnya RM 2.024 per metrik ton dibandingkan hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga sudah susut 0,63%.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures, menjelaskan penurunan harga minyak sawit saat ini dipengaruhi sentimen negatif dari China di mana pada hari ini People Bank of China (PBoC) kembali memangkas nilai tukar yuan di level 1,6% menyusul pemotongan pada Selasa (11/8) sebesar 1,9%. Akibatnya dollar AS semakin kuat, sementara harga komoditas semakin murah.

“Hal ini menjadikan kekhawatiran pasar yang berpotensi menurunkan daya beli, khususnya untuk komoditas, termasuk CPO,” kata Deddy.

Selain itu, Deddy menambahkan dari faktor eksternal, penurunan harga minyak mentah turut menjadi momok bagi pergerakan harga minyak sawit. Minyak mentah sebagai barang substitusi minyak sawit pada Rabu (12/8) telah diperdagangkan mencapai level terendahnya di US$ 43,03 per barel.

Namun, Deddy menduga harga CPO untuk jangka panjang akan bergerak konsolidasi dan bisa saja rebound didukung oleh faktor fundamental stok CPO dan ekspor CPO. Deddy menjelaskan, stok sawit di Malaysia meningkat 5,29%, sehingga produksi minyak sawit juga naik 2,93%. Ditambah lagi ekspor untuk periode 1-10 Agustus 2015 juga naik sekitar 57,6% di level 498.993 ton dari sebelumnya 316.492 ton.

Bloomberg menyebutkan bahwa impor minyak sawit di India meningkat 44% ke level 950.000 metrik ton pada bulan Juli sejak awal tahun. Saat ini, permintaan akan minyak sawit akan bisa mengimbangi stok yang ada dari negara produsen minyak sawit terbesar, seperti Indonesia dan Malaysia.

“Saya menilai jika area RM2.000 masih akan dijaga pasar. Selama area tersebut belum ditembus dan ekspor tetap tinggi, CPO berpeluang naik lagi,” jelas Deddy.

Oleh karena itu, Deddy menduga Kamis (13/8) harga minyak sawit bisa reboound didukung stok berkurang dan meningkatnya permintaan. Harga miinyak sawit Kamis (13/8) akan berada di kisaran RM2.040 – RM2.000 sementarper metrik ton a sepekan RM 2.000 – RM 2.055 per metrik ton.

Editor: Barratut Taqiyyah


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*