Harga BBM Tak Akan Turun Meski Minyak Dunia Jatuh, Kenapa?

Jum’at, 28 Agustus 2015 | 11:27 WIB

Menter ESDM Sudirman Said saat acara Temu Ramah Keluarga Besar Sektor ESDM di gedung ESDM, Jakarta, 16 Juni 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan pemerintah belum akan menurunkan harga bahan bakar minyak, meskipun saat ini harga minyak dunia terus menurun. Harga minyak Amerika Serikat jatuh di bawah US$ 40 per barel untuk pertama kalinya dalam enam tahun pada Jumat lalu.

Menurut Sudirman, hal itu dilakukan untuk menutup kerugian PT Pertamina (Persero) yang selama ini menjual harga BBM di bawah harga keekonomian. “Tapi kami sedang mengkaji harga baru untuk September,” kata Sudirman di Kementerian Koordinator Perekonomian, Kamis, 27 Agustus 2015.

Awal Agustus lalu, meski membukukan laba bersih US$ 570 juta per semester I 2015 ini, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan ada potensi keuntungan US$ 1 miliar atau Rp 12 triliun yang hilang karena adanya penetapan harga baru BBM oleh pemerintah. “Pemerintah menetapkan harga di luar kesepakatan dengan kami,” ujarnya.

Karena itu, Dwi berharap pemerintah tak menurunkan harga Premium saat harga minyak mulai turun saat ini untuk menutup defisit keuntungan Rp 12 triliun tadi. “Atau kami akan nego dengan pemerintah soal dividen nantinya.”

Patokan Amerika Serikat, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 87 sen menjadi berakhir pada US$ 40,45 per barel di New York Mercantile Exchange.

Di London, harga minyak mentah Brent North Sea, yang menjadi acuan internasional, untuk pengiriman Oktober menetap pada US$ 45,46 per barel, turun US$ 1,16 dari penutupan Kamis. WTI sempat turun di bawah US$ 40 per barel untuk pertama kalinya sejak Februari 2009 menjadi US$ 39,86.

TRI ARTINING PUTRI


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*