Harga BBM Naik, IHSG dan Rupiah Melemah Sebentar

Jakarta -Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) disebut akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada November 2014. Kebijakan ini dalam jangka pendek akan menyebabkan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah.

Juniman, Kepala Ekonom BII, memperkirakan IHSG dan rupiah melemah karena kenaikan harga BBM bersubsidi menyebabkan lonjakan inflasi. Kenaikan harga 46% akan berdampak pada tambahan inflasi sekitar 4%.

“Dengan asumsi inflasi tahun depan sekitar 5%, maka inflasi akan menjadi 9%,” kata Juniman kepada detikFinance, Jumat (19/9/2014).

Lonjakan inflasi, lanjut Juniman, akan menyebabkan penurunan daya beli sehingga mempengaruhi emiten di pasar saham. “Orang juga akan banyak memegang dolar sehingga rupiah melemah,” ujarnya.

Juniman memperkirakan, kenaikan harga BBM bersubsidi menyebabkan IHSG tergelincir dari level 5.000 poin. “IHSG akan berada di bawah 5.000. Saya perkirakan di kisaran 4.800,” tuturnya.

Sementara dolar AS, tambah Juniman, juga akan menguat di atas Rp 12.000. “Sepertinya akan sekitar Rp 12.300. Namun BI (Bank Indonesia) akan tetap menjaga kestabilan rupiah,” sebutnya.

Namun, Juniman menegaskan pelemahan IHSG dan rupiah hanya akan berlangsung dalam jangka pendek. “Mungkin sekitar 1-3 bulan sebelum market mencari keseimbangan baru,” katanya.

Setelah itu, Juniman meyakini IHSG dan rupiah akan menguat kembali. “Dalam jangka panjang, kenaikan harga BBM baik untuk perekonomian. Defisit APBN, neraca perdagangan, dan transaksi berjalan bisa ditekan,” katanya.

(hds/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*