Harga Batubara Rotterdam Merosot 2 Persen Tergerus Sentimen Bearish India dan Rusia

Pada akhir perdagangan Selasa dinihari (11/04), harga batubara Rotterdam berakhir lemah terpicu sentimen bearish dari India dan Rusia.

Impor India dari batubara termal Australia diperkirakan turun dari perkiraan 166 juta mt dalam kalender 2.016 menjadi 161.000.000 mt pada 2017, dan 157 juta mt di tahun 2019 sebelum naik ke 175 juta mt pada 2022. Peningkatan produksi oleh perusahaan milik negara Coal India Ltd adalah alasan untuk penurunan impor, kata laporan itu.

Sementara itu, Rusia mengharapkan untuk meningkatkan produksi batubara dan ekspor sekitar 3 persen tahun ini, kata Wakil Menteri Energi Anatoly Yanovsky. Produksi telah meningkat selama tiga tahun terakhir dan diperkirakan akan meningkat sebesar 3,1 persen menjadi 397.700.000 ton tahun ini berkat produksi batubara termal yang lebih tinggi, kata Yanovsky.

Harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan September 2017 turun di posisi 71,35 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -1,50 dollar atau setara dengan -2,06 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.

Malam nanti akan dirilis data JOLTs job openings Februari AS yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi lemah jika penguatan dollar AS terealisir. Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level Support pada posisi 70,85 dollar dan Support kedua di level 70,35 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 71,85 dollar dan 72,35 dollar.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*