Harga Batubara Rotterdam Melonjak 2,5 Persen Terdorong Peningkatan Permintaan Asia

Pada akhir perdagangan Kamis dini hari (15/12), harga batubara Rotterdam naik terdorong perkiraan peningkatan permintaan Asia.

Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan akan ada pertumbuhan yang kuat dalam permintaan di negara-negara Asia seperti India, Vietnam dan Indonesia, di mana “listrik berbasis batubara adalah salah satu pilihan yang lebih disukai untuk meningkatkan pembangkit listrik,”. Importir kecil termasuk Pakistan dan Malaysia juga akan mendorong permintaan, memacu pertumbuhan perdagangan laut melalui 2021. Permintaan India akan naik 5 persen per tahun melalui 2021, sedangkan di ASEAN akan melompat 7,2 persen per tahun.

“Batubara terus menjadi tulang punggung pembangkit listrik global dan masih membuat naik 40 persen listrik global,” kata Benjamin Sporton, CEO World Coal Association, sebuah kelompok lobi industri. “Sebagai pola permintaan bergeser lebih jauh ke dalam negara berkembang di Asia, kami akan terus melihat kekuatan baik ke masa depan.”

Di akhir perdagangan harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak Maret 2017 berada di posisi 80,75 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penguatan sebesar 1,95 dollar atau setara dengan 2,47 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.

Malam nanti akan dirilis data inflasi November AS yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah tertekan penguatan dollar AS. Harga batubara berjangka berpotensi menguji level Support pada posisi 80,25 dollar dan Support kedua di level 79,75 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 81,25 dollar dan 81,75 dollar.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*