Harapan minyak kepada Arab dan Rusia

JAKARTA. Di tengah pergerakan harga minyak yang terus meluncur ke bawah, pasar kini berharap pada tindakan pemangkasan produksi oleh para produsen.

Mengutip Bloomberg, Rabu (27/1) pukul 20.50 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Maret 2016 tergerus 1,9% ke level US$ 30,85 per barel dibanding sehari sebelumnya.

Analis SoeGee Futures, Nizar Hilmy mengatakan, harga minyak sempat terangkat lantaran ada spekulasi bahwa Arab Saudi bersedia memangkas produksi. Menteri Minyak Irak, Adel Abdul Mahdi menyatakan, Arab dan Rusia lebih fleksibel untuk bekerja sama dalam memangkas produksi minyak.

Hal tersebut memberi harapan akan ada penurunan pasokan. Sayangnya, baik dari Arab maupun Rusia belum memberikan komentar atas pernyataan Irak. Oleh karena itu, harga minyak kembali jatuh seiring dengan dirilisnya laporan kenaikan cadangan minyak AS yang dirilis American Petrolium Institute (API).

“Pada dasarnya kenaikan harga minyak hanya akan berlangsung sesaat karena kondisi fundamental belum berubah,” papar Nizar.

Kunci bagi pergerakan harga minyak ke depan ada pada OPEC dan Rusia. Jika akhirnya Arab dan Rusia bersedia memangkas produksi, Nizar optimistis tren harga minyak dapat berbalik menguat meski dampak pemangkasan masih lama.

Selain itu, harga minyak masih akan tergantung dari perkembangan ekonomi global. World Bank memprediksi harga minyak akan lebih sulit pulih dibanding saat kejutan harga 30 tahun lalu yakni di tahun 1985 ketika OPEC menggenjot produksi atau saat krisis ekonomi tahun 2008.

World Bank menurunkan proyeksi rata-rata harga minyak tahun ini menjadi US$ 37 per barel dari proyeksi sebelumnya US$ 51 per barel. Selanjutnya, rata-rata harga minyak diprediksi naik menjadi US$ 48 per barel di tahun 2017 dan US$ 51 per barel pada tahun 2018. Keputusan OPEC untuk tetap menjaga produksi dari pada mengurangi cadangan menjadi faktor kunci pelemahan harga.

“Tanpa ada tindakan dari produsen harga minyak dapat terus tergerus. Pertanyaan sekarang adalah sampai kapan OPEC akan membiarkan pelemahan harga? Sementara mulai banyak produsen yang merugi,” lanjut Nizar.

Untuk jangka pendek, data cadangan minyak AS menjadi sentimen utama penggerak harga minyak. Sentimen lain datang dari pernyataan Federal Open Market Committee (FOMC). Meski tidak memberi pengaruh secara langsung, jika pernyataan dovish maka dollar AS akan melemah. Imbasnya, minyak bisa terangkat.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*