GIAA Alami Beban Berat

INILAHCOM, Jakarta – Kinerja PT Garuda Indonesia (GIAA) pada 2014 yang membukukan kerugian bukanlah hal yang positif. Posisi rupiah yang terus melemah ikut menyumbang kerugian. Strategi hedging menjadi hal yang penting untuk dilakukan GIAA.

Pendapatan usaha GIAA pada 2014 tercatat meningkat 4,6% menjadi US$3,93 miliar dari US$3,76 miliar pada 2013. “Namun kami mencatat beban usaha GIAA pada 2014 bertumbuh lebih cepat yakni 14,6% menjadi US$4,29 miliar dari US$3,75 miliar pada tahun sebelumnya. Hal inilah yang menjadikan GIAA pada 2014 membukukan rugi usaha menjadi US$339 juta dari untung US$63 juta pada 2013” ungkap riset harian Recapital Securities, yang dipublikasikan di Jakarta, Senin (23/3/2015).

GIAA sebelumnya mengumumkan mengalami kerugian sebesar Rp4,89 triliun atau 338,4 dolar AS sepanjang 2014 akibat kondisi industri penerbangan dalam negeri dan internasional. “Kinerja keuangan Garuda Indonesia pada 2014 dipengaruhi oleh kondisi industri penerbangan, bukan saja di Indonesia, namun juga di dunia yang dewasa ini sedang mengalami turbulensi,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut Recapital Securities, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, harga bahan bakar yang sebelumnya sempat mencapai harga tertinggi, serta spek regulasi yang kurang kondusif terhadap industri penerbangan menjadi faktor pemicu menurunnya kinerja keuangan GIAA. “Dalam pandangan kami, GIAA merupakan salah satu emiten yang memiliki keterhubungan erat dengan mata uang dolar AS,” ungkapnya.

Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan GIAA (bahan bakar, maintenance pesawat, asuransi, dsb) hampir seluruhnya dalam denominasi dolar. Sementara pendapatan GIAA hampir seluruhnya dalam mata uang rupiah.

Oleh karena itu, lanjut Recapital, penerapan strategi hedging menjadi hal yang penting untuk dilakukan GIAA terutama untuk menyiasati pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan pergerakan harga bahan bakar. Selain itu, penambahan rute dan armada sebagai bagian dari ekspansi bisnis juga perlu dilakukan.

Hal-hal tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi kinerja keuangan GIAA dimasa mendatang. “Konsensus analis (Bloomberg) mencatat 4 rekomendasi beli,1 rekomemdasi tahan, dan 2 rekomendasi jual dengan target harga Rp 643 per saham GIAA,” ungkapnya. [mdr]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*