Gerak poundsterling bervariasi

JAKARTA. Mata uang poundsterling bergerak bervariasi terhadap beberapa mata uang dunia lain. Rilis data produksi manufaktur Inggris tidak mampu mengangkat performa  mata uang berkode GBP.

Data Bloomberg Selasa (10/6) hingga pukul 17.15 WIB, GBP menguat 0,29% dari hari sebelumnya versus EUR menjadi 0,8066. Tapi GBP melemah 0,10% versus USD menjadi 1,6786. GBP juga melemah terhad AUD sebesar 0,09% menjadi 1,7943.

Rilis data produksi manufaktur Inggris bulan Mei naik 0,4%. Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 0,5%, namun sesuai prediksi para analis. Pasca merilis data manufaktur itu, analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy mengatakan, EUR/GBP bergerak stabil, tapi masih dekat dengan level terendah 18 bulan terakhir. Menurutnya, euro terus melemah sejak Bank Sentral Eropa (ECB) melonggarkan kebijakan moneter pekan lalu.

Selain memangkas suku bunga acuan ke 0,15%, ECB juga menerapkan bunga simpanan negatif untuk pertama kalinya dalam sejarah. “Tidak cuma itu, ECB juga meluncurkan pinjaman murah atau long term refinancing operation (LTRO),” kata Nizar.

ECB dinilai tertinggal dalam menerapkan kebijakan moneter yang longgar. Di saat bank sentral lain sudah menerapkan stimulus jauh-jauh hari, ECB masih berkutat dengan isu inflasi dan pertumbuhan ekonomi rendah zona euro yang masih di bawah 1%.
Kondisi Eropa bertolak belakang dengan Inggris. Seiring pemulihan ekonomi yang cukup pesat, Bank Sentral Inggris (BoE) semakin mantap memasuki fase penyesuaian kebijakan.

BOE juga berpotensi menaikkan suku bunga lebih dulu dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan ECB. Hal itu menunjukkan kondisi ekonomi Inggris jauh lebih baik dibandingkan negara maju lain. Ini menjadi faktor yang melambungkan poundsterling.

Sedangkan Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, mengatakan GBP/AUD bergerak turun seminggu terakhir karena terkena dampak dari kebijakan pelonggaran moneter BoE. Di sisi lain, rapat Bank Sentral Australia (RBA) pekan lalumengindikasikan kemungkinan tidak akan ada pemangkasan suku bunga lagi hingga akhir tahun 2014. “Dari sisi data ekonomi Australia dan Inggris selama sepekan terakhir, keduanya sama-sama menunjukkan perbaikan data ekonomi,” kata Ariston.

Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures, menjelaskan, koreksi GBP terhadap USD juga lebih dipengaruhi GBP yang tengah melemah. Jadi meski data ekonomi AS minim dollar AS tetap berhasil menguat terhadap pondsterling.

Editor: Sofyan Nur Hidayat


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*