GDST Beli Mesin Baru Dari Korea, Valuasi Sahamnya Masih Rendah

GDST Beli Mesin Baru Dari Korea, Valuasi Sahamnya Masih Rendah

Produsen baja PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. (GDST) beberapa waktu lalu telah menandatangani kontrak dengan PT Baja Menara Inti yang bernilai US$585.000 atau setara dengan Rp 6,9 miliar dalam pengerjaan packing dan pengangkutan (shipping) seluruh unit mesin hot rolled steel plate yang dibeli  dari Korea Selatan.

Kontrak tersebut merupakan tambahan dari kontrak yang sebelumnya sudah ditandatangani pada Juli 2013 lalu dengan nilai transaksi US$ 3,05 juta atau setara dengan Rp 36,05 miliar. Adapun penambahan kontrak ini berkaitan dengan jumlah kuantitas mesin yang ternyata lebih besar dari perkiraan awal. Transaksi tersebut juga berkaitan dengan penambahan satu lini mesin produksi berkapasitas 1 juta ton pelat baja per tahun.

Rencana penambahan satu lini mesin tersebut akan membuat belanja modal perseroan bertambah sekitar USD 585 ribu untuk pengerjaan dan pengangkutan 1 mesin plat baja canai panas (hot rolled steel plate) dari Dongkuk Steel Mill co Ltd., Korea Selatan. Mesin baru tersebut akan memperkuat mesin produksi saat ini yang memiliki kapasitas produksi 400 ribu ton per tahun. Nantinya perseroan mampu memproduksi plat baja selebar 3 cm dari saat ini baru bisa memproduksi plat baja 2,4 cm. Mesin produksi baru ini rencananya akan mulai produksi pada pertengahan tahun 2015.

Berdasarkan laporan keuangan GDST per kuartal-III 2013 terlihat bahwa pendapatan perusahaan terus menunjukkan tren yang meningkat dibanding kuartal sebelumnya. Pada kuartal-III, pendapatan naik 63 persen dibanding kuartal sebelumnya menjadi Rp 1,062 triliun, dan laba bersih meningkat 3,3 persen dibanding kuartal sebelumnya menjadi Rp 53,915 triliun. Hal ini menunjukkan kinerja jangka pendek perusahaan yang baik.

Kemudian jika dilihat dari segi fundamentalnya, ROA dan ROE yang dimiliki perusahaan masing-masing sebesar 3,8 persen dan 6,37 persen.  Berdasarkan angka tersebut, terlihat bahwa melalui asset dan modal yang dimiliki perusahaan, terlihat bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk memberikan tingkat pengembalian kepada investor melalui laba bersihnya.

Terkait aksi korporasi yang akan dilakukan yaitu rencana untuk membeli tambahan 1 lini mesin, berdasarkan ketersediaan modal yang dimiliki perusahaan dan atas kontrak yang diperoleh, hal tersebut relevan jika dilakukan.

Dari lantai bursa, terpantau pada perdagangan saham hari ini (18/2), saham GDST memiliki valuasi yang sangat rendah yaitu dibuka pada level 90 basis poin turun 1 peresen dibandingkan dengan harga saat penutupannya. Terlihat juga investor belum meminati saham tersebut, hal ini tercermin dari jumlah transaksi saham yang diperdagangkan pada hari ini baru mencapai 510 lot saham.

Secara teknikal, saham ini nampak menemui pola reversal setelah tren pelemahan yang terjadi. Pada perdagangan kemarin terlihat dimana harga dibuka naik ke 93, namun harga kembali ditutup ke level 91. Hal ini dimungkinkan terjadi karena terjadi mark-up, namun pasar tidak merespon keadaan tersebut dan harga justru kembali melemah.

Indikator teknikal membentuk gerakan positif dimana MACD menguat di area positif, stochastic menguat menuju area jenuh beli, dan RSI bergerak melemah di area tengah. Konsolidasi dari indikator teknikal menunjukan kurangnya kekuatan transaksi pada saham ini sehingga cukup beresiko bagi investor. Kisaran support saat ini berada pada 88 dan resistance berada pada 91. 

sr


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*