Gara-gara The Fed, BEI lebih ketat pengawasannya

JAKARTA. Arah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan sulit ditebak dalam jangka pendek ini. Pasalnya, pelaku pasar tengah fokus mengantisipasi pertemuan dewan moneter The Fed (FOMC meeting) yang akan digelar 16-17 September 2015 ini.

Tito Sulistio, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan, menghadapi IHSG yang kemungkinan masih akan di setir isu The Fed, BEI akan meningkatkan pengawasan.

“Yang harus dipastikan adalah bursa akan meningkatkan surveillance, jangan sampai ada orang yang merusak pasar,” ujarnya, (16/9).

Dia mengatakan BEI juga masih akan menerapkan batas auto rejection 10% untuk menahan penurunan IHSG. Namun, belum ada hitungan apakah kebijakan buyback emiten sudah berhasil menahan kejatuhan IHSG. “Yang jelas perusahaan yang bagus tidak ingin sahamnya merosot karena itu buyback dilakukan,” imbuhnya.

Menurut Tito, saat ini, pasar sudah melakukan sejumlah perhitungan untuk portofolionya dengan dua skenario, yakni suku bunga The Fed naik atau turun. Sehingga, dampak psikologis The Fed ke IHSG dirasa hanya akan temporer. Namun, Tito mengatakan, sentimen positif bisa terjadi jika The Fed tidak menaikkan suku bunganya.

“Ada debat panjang terkait suku bunga The Fed. Ada yang bilang naik, dan ada yang bilang turun. Saya belum bisa prediksi. Tetapi buat bursa memang kalau bunga The Fed naik pasti akan berpengaruh ke rupiah. Jadi kami berdoa semoga jangan dinaikin dulu,” imbuh Tito.

Jika The Fed menaikkan suku bunga, penguatan dollar diperkirakan akan memacu arus keluar dana asing dari bursa. Namun Tito optimistis, jika itu terjadi, dana asing bakal segera kembali karena fundamental IHSG masih sangat baik. Apalagi, Price Earning Ratio (PER) IHSG cukup kompetitif.

Pada perdagangan Rabu (16/9) IHSG ditutup terkoreksi 0,34% atau 14,64 poin ke level 4.332,52. Tercatat 139 saham bergerak turun, 121 saham bergerak naik, dan 89 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 5,13 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,52 triliun.

Editor: Yudho Winarto.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*