Gara-gara Harga Minyak Anjlok, Rusia Rugi Rp 1.200 Triliun

Jakarta -Anjloknya harga minyak dunia sepanjang tahun ini membuat Rusia rugi US$ 100 miliar, atau sekitar Rp 1.200 triliun. Kerugian ini ditambah dengan sanksi ekonomi dari negara Barat yang membuat negara ini rugi US$ 40 miliar, atau sekitar Rp 480 triliun.

Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov mengatakan, total kerugian Rusia karena anjloknya harga minyak ditambah sanksi Barat adalah US$ 140 miliar, atau sekitar Rp 1.680 triliun.

Laporan-laporan ekonomi hari ini menyarankan Rusia memangkas produksi minyaknya sekitar 300 ribu barel per hari, untuk bisa mengangkat harga.

Negara-negara eksportir minyak dalam OPEC akan bertemu di Wina (Austria) pekan ini, untuk mendiskusikan penurunan harga minyak.

Harga minyak dunia telah turun sejak pertengahan tahun ini, karena tingginya suplai. Sementara permintaan minyak di Eropa dan Asia turun. Minyak jenis Brent harganya turun lebih dari 30% dari menyentuh level terendah dalam 4 tahun menjadi US$ 76,76 per barel pada 14 November 2014.

Kalangan analis memprediksi anggota OPEC bakal memangkas produksi minyak untuk mengangkat harga. Harga minyak jenis Brent ditutup di atas US$ 80 per barel pada Jumat akhir pekan lalu, sementara minyak AS mencapai US$ 76,51 per barel.

Dilansir dari BBC, Senin (24/11/2014), Menteri Energi Rusia Alexander Novak menyatakan, Rusia mempertimbangkan untuk memangkas produksi minyaknya.

Sementara Menteri Pengembangan Ekonomi Rusia, Alexei Ulykayev mengatakan, turunnya harga minyak akan berdampak signifikan kepada perusahaan di Rusia.

Rusia saat ini juga tengah dilanda oleh pelemahan nilai tukar ruble yang jatuh hampir 30% terhadap dolar tahun ini.

(dnl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*