Gara-gara China Bursa Saham Asia Jeblok, RI Paling Jatuh

Jakarta -Pasar keuangan regional hari ini terguncang oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang negara-negara Asia melemah, begitu juga dengan pasar modalnya yang berguguran.

Gejolak yang terjadi hari ini gara-gara pemerintah China kebijakan bank sentral China yang sengaja melemahkan nilai tukar yuan. Hal ini dilakukan dalam rangka mendorong daya saing ekspor.

Sayangnya, pelaku pasar keuangan regional malah menanggapi negatif langkah Negeri Tirai Bambu tersebut. Sebab, keyakinan pelaku pasar terhadap negara ekonomi terbesar kedua dunia tersebut menyusut.

Alhasil, mata uang negara-negara di Asia terkena imbas yang sama, yaitu melemah cukup dalam terhadap dolar AS. Tak hanya itu, pasar saham negara-negara Asia juga terkena sentimen negatif ini.

Mengakhiri perdagangan, Selasa (11/8/2015), IHSG ditutup menukik 126,358 poin (2,66%) ke level 4.622,591. Saham-saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dilepas oleh investor asing.

Transaksi investor asing di pasar modal dalam negeri hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 584,639 miliar di seluruh pasar.

Koreksi yang terjadi di BEI merupakan yang dalam di antara bursa-bursa regional. Rata-rata koreksi bursa Asia hanya sekitar satu persen. Berikut ini datanya.

  • Indeks Nikkei 225 melemah 87,94 poin (0,42%) ke level 20.720,75.
  • Indeks Hang Seng menipis 22,91 poin (0,09%) ke level 24.498,21.
  • Indeks Komposit Shanghai turun tipis 0,51 poin (0,01%) ke level 3.927,91.
  • Indeks Straits Times anjlok 45,56 poin (1,43%) ke level 3.151,10.

(ang/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*