Gagal Bayar SIAP Turunkan Volume Transaksi Saham

INILAHCOM, Jakarta – Kasus gagal bayar repo saham Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) yang berakibat disuspensinya kegiatan tiga broker dinilai menjadi pemicu tipisnya nilai transaksi di pasar reguler.

Kemarin, nilai transaksika hanya mencapai Rp3,4 triliun dan penjualan bersih asing meningkat mencapai Rp614,43 miliar.

Analis First Asia Capital David Suyanto mengatakan, kondisi itu menyebabkan pasar saham kemarin kembali bergerak konsolidasi dalam rentang terbatas. “Transaksi berlangsung kurang bergairah. IHSG akhirnya tutup stagnan di 4.451,589 atau hanya menguat tidak sampai satu poin,” kata dia di Jakarta, Kamis (12/11/2015).

Sedangkan dari sentimen eksternal, lanjut dia, pasar emerging market menghadapi risiko capital outflow menyusul berlanjutnya kekhawatiran prospek pertumbuhan ekonomi China setelah data produksi industri China Oktober lalu tumbuh hanya 5,6% (yoy) di bawah perkiraan ekonom sebesar 5,8% (yoy) dan bulan sebelumnya 5,7% (yoy).

Sementara pasar saham global tadi malam bergerak bervariasi. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro menguat 0,67% di 3448,42. Sedangkan di Wall Street indeks DJIA, S&P dan Nasdaq masing-masing koreksi 0,32% tutup di 17702,22, 2075,00 dan 5067,02.

Harga minyak mentah di AS tadi malam kembali koreksi 2,87% di US$42,94/barel dan harga emas turun 0,26% di US$1085,70/t.oz.

Pasar di Wall Street tadi malam lebih banyak digerakkan dengan sejumlah isu individual perusahaan ketimbang rencana kenaikan tingkat bunga The Fed akhir tahun ini setelah data ekonomi China yang keluar kembali mengkonfimasi perlambatan ekonomi di negara tersebut.

“Kondisi pasar global yang bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi akan kembali memengaruhi sentimen pasar pada perdagangan hari ini. IHSG diperkirakan akan kembali bergerak dalam rentang terbatas di kisaran 4420 hingga 4470 namun berpeluang rebound dengan dukungan pergerakan rupiah atas dolar AS yang relatif stabil di kisaran Rp13600,” katanya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*