First Asia Capital: Risiko Arus Dan Keluar Tinggi

Jakarta -Perdagangan saham akhir pekan lalu berlangsung bervariasi. IHSG bergerak dalam rentang terbatas 38 poin namun gagal tutup di teritori positif. IHSG akhirnya tutup koreksi tipis 10,681 poin (0,23%) di 4566,552. Perdagangan berlangsung kurang bergairah dengan nilai transaksi di Pasar Reguler hanya Rp2,88 triliun jauh menurun dibandingkan rata-rata harian selama sepekan Rp3,82 triliun. Sentimen negatif yang mendorong koreksi indeks adalah data cadangan devisa Indonesia akhir Oktober lalu yang turun USD1 miliar menjadi USD100,17 miliar.

Dari eksternal, pasar masih menghadapi kekhawatiran keluarnya arus dana asing dari pasar emerging market menjelang akhir tahun ini setelah The Fed memberikan sinyal kenaikan tingkat bunga seiring data-data ekonomi AS yang keluar mendukung kenaikan tingkat bunga. Akhir pekan lalu angka kesempatan kerja di AS sepanjang Oktober bertambah 271 ribu di atas perkiraan 180 ribu dan bulan sebelumnya 137 ribu. Tingkat pengangguran di AS Oktober lalu turun menjadi 5% dari bulan sebelumnya 5,1%.

Merespon hal tersebut, indeks DJIA akhir pekan lalu naik tipis 0,26% di 17910,33. Dilihat sepekan IHSG menguat 2,5% setelah pekan sebelumnya koreksi 4,25%. Sedangkan rupiah atas dolar AS menguat 0,65% di Rp13550. Sentimen pasar yang menggerakkan IHSG sepekan kemarin terutama berasal dari sentimen domestik menyusul rendahnya tingkat inflasi Oktober, penguatan rupiah atas dolar AS, dan prospek penurunan tingkat bunga. Sedangkan dari eksternal, pasar digerakkan dengan sentimen stimulus China dan zona Euro dan kekhawatiran kenaikan tingkat bunga The Fed akhir tahun ini.

Pada perdagangan awal pekan ini, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi cenderung melemah menyusul meningkatnya resiko capital outflow seiring rencana kenaikan tingkat bunga The Fed akhir Desember ini. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4510 dan resisten di 4590.

(ang/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*