Selama sepekan IHSG terkoreksi 1,24% melanjutkan koreksi pekan sebelumnya 0,69%. Sedangkan sejumlah indeks saham utama global pekan kemarin seperti indeks saham Wall Street berhasil menguat rata-rata 2%, indeks Nikkei Jepang naik 2,6%, Hangseng Hongkong naik 3,2% dan ST Singapura naik 0,8% selama sepekan. Kondisi ini mencerminkan kekhawatiran pasar masih tinggi terutama terkait depresiasi rupiah atas dolar AS sebagai dampak penguatan dolar atas mata uang emerging market menjelang pertemuan The Fed pekan ini. Sepekan kemarin rupiah kembali melemah 0,9% melanjutkan pelemahan pekan sebelumnya 1,2%. Sepanjang tahun ini rupiah terhadap dolar AS telah melemah 15% (YTD). Paket kebijakan September 1 yang diumumkan Presiden Jokowi pekan kemarin belum banyak membantu sentimen pasar dalam jangka pendek sebagaimana terlihat pelemahan rupiah masih saja terjadi. Di pasar saham tekanan jual pemodal asing terus berlanjut seiring depresiasi rupiah atas dolar AS. Nilai penjualan bersih asing pekan kemarin mencapai Rp1,82 triliun meningkat dari pekan sebelumnya Rp830 miliar.
Memasuki perdagangan awal pekan ini, pergerakan IHSG diperkirakan masih berfluktuatif mengantisipasi pertemuan The Fed pekan ini. Sentimen pasar masih akan terfokus pada isu global dan kawasan terutama menyangkut perkembangan ekonomi China dan kenaikan tingkat bunga di AS. Sedangkan dari domestik, akan dipengaruhi pergerakan rupiah atas dolar AS. Perekonomia China masih menghadapi tantangan perlambatan pertumbuhan sebagaimana terlihat dari lemahnya data-data ekonomi China yang keluar. Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dengan support 4335 dan resisten di 4390 berpeluang menguat terbatas.
(ang/ang)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
—
Distribusi: finance.detik
Speak Your Mind