Fed Rate Belum Ada Kepastian, Rupiah Masih Akan Bergejolak

Jum’at, 16 Oktober 2015 | 18:24 WIB

Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan belum adanya kepastian soal kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) membuat gejolak rupiah masih akan berlanjut.

“Kondisi eksternal, khususnya kondisi perekonomian AS dan Cina, lalu harga-harga komoditas yang masih lemah itu harus menjadi perhatian kita,” kata Agus  saat ditemui di kompleks gedung Bank Indonesia, Jumat, 16 Oktober 2015.

Agus mencontohkan, kemarin, nilai tukar rupiah sempat berada di level 13.400 per dolar AS. Tapi, ketika Bank Indonesia mengeluarkan rilis bahwa terdapat sejumlah ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter, nilai rupiah kembali terpengaruh ke arah penguatan.

Sebelum adanya kepastian dari The Fed, kata Agus, kondisi risk on dan risk off terhadap nilai tukar rupiah ini masih akan terus berlanjut. Karena itu, Bank Indonesia sangat mempertimbangkan kondisi tersebut.

Agus menambahkan, kebijakan untuk normalisasi tingkat suku bunga AS tersebut diberlakukan setelah tujuh tahun bertahan dalam tingkat suku bunga yang sangat rendah. “Sekarang pertama kali diumumkan mau dinaikkan kondisi tiga bulan terakhir isinya risk on dan risk off.”

Ketika menjelang pertemuan FOMC di AS, terlihat begitu banyak ketegangan yang terjadi. Hampir seluruh mata uang di dunia, termasuk rupiah, tertekan. Menurut Agus, ketika sidang dilakukan dan terdapat kemungkinan tingkat suku bunga akan dinaikkan pada tahun ini kecil, melainkan ditunda menjadi 2016, kondisi kembali risk on. “Langsung manfaatnya terhadap penguatan mata uang di dunia kita rasakan,” ujarnya.

Perkembangan terbaru, hari ini Agus mengatakan laporan ketenagakerjaan di AS menunjukkan kondisi yang baik, begitu pula tingkat inflasi yang sesuai dengan harapan. Terlebih, ada pernyataan dari Presiden The Fed di New York bahwa pihaknya masih yakin tingkat suku bunga bisa dinaikkan tahun ini. Imbasnya, rupiah kembali tertekan, sempat ke level 13.500 per dolar AS. “Hal-hal seperti inilah yang akan sangat kita pertimbangkan,” tuturnya.

GHOIDA RAHMAH


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*