Selasa, 10 November 2015 | 20:32 WIB
Ilustrasi mata uang rupiah . REUTERS/Beawiharta
TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan membaiknya data-data ekonomi Amerika Serikat memberikan kesempatan bagi laju dolar AS untuk bergerak naik. “Dibarengi juga dengan munculnya persepsi akan pastinya kenaikan Fed Rate di akhir tahun,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa, 10 November 2015.
Pelaku pasar cenderung mentransaksikan mata uang dolar Amerika dibandingkan mata uang lain. Akibatnya laju US$ mengalami kenaikan terhadap beberapa mata uang seperti dolar New Zealand (NZD), yuan Cina (CNY), yen Jepang (JPY), rubel Rusia (RUB), rupe India (INR) , dan beberapa lainnya. Dengan demikian, rupiah ikut terkena imbasnya. “Harapan ada kenaikan rupiah pun kian pupus,” kata Reza.
Sebelumnya Reza memperkirakan tidak terlalu diresponnya sentimen negatif membuat laju rupiah memiliki peluang untuk naiki. Apalagi, data-data dalam negeri juga sudah sebagian besar dirilis sehingga pelaku pasar bisa mencermati data-data dari luar yang dapat berimbas secara tidak langsung pada rupiah.
Menurut Reza, munculnya sentimen negatif membuat laju rupiah cenderung mengalami pelemahan sekaligus membuka peluang pelemahan lanjutan. Terutama jika sentimen peluang kenaikan suku bunga The Fed masih terus mewarnai kondisi pasar. Ia memprediksi laju rupiah hari ini berada di bawah target support Rp 13.585. Rp 13.712-13.676 (kurs tengah BI).
MAYA AYU PUSPITASARI
—
Distribusi: Tempo.co News Site
Speak Your Mind