Februari Konsolidasi, Pilih Saham untuk Maret

INILAHCOM, Jakarta-Hingga akhir Februari 2017, laju IHSG diperkirakan menguat tapi dalam rentang konsolidasi. Laju indeks pun berpeluang lambat. Oleh karena itu, pilih saham untuk Maret. Apa saja?

Pada perdagangan Rabu (22/2/2017), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 17,693 poin (0,33%) ke posisi 5.358,683.

Sepanjang perdagangan, indeks mencapai level tertingginya di 5.360,414 atau menguat 19,424 poin dan mencapai level terendahnya di angka 5.331,431 atau melemah 9,559 poin.

Marolop Alfred Nainggolan, kepala riset Koneksi Kapital memprediksi arah IHSG hingga akhir Februari 2017 berpeluang positif. Akan tetapi, laju indeks secara keseluruhan bulan ini masih konsolidasi sehingga pergerakannya masih sempit.

Oleh karena itu, dia menegaskan, sampai akhir Februari ini pergerakan indeks masih akan lambat. “Sebab, investor masih menunggu laporan keuangan dari emiten dan menunggu pembagian deviden,” katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Rabu (22/2/2017).

Belum lagi, lanjut dia, volume perdagangan di Februari ini cenderung kecil dan investor tidak agresif. “Investor cenderung lebih memegang dana cash sehingga banyak yang jual saham,” tandas dia.

Lebih jauh dia memberikan patokan resisten IHSG di level 4.400 tanpa memberikan batas support-nya. “Sentimen yang berpengaruh di pasar itu dari eksternalnya yaitu pidato dari Gubernur The Fed, Janet Yellen dan pergerakan harga komoditi,” papar dia.

Pada pekan ini harga batubara mengalami kenaikan yang ditopang dengan kenaikan harga minyak. “Selain itu, data inflasi yang tinggi di bulan Januari dan penilaian surat utang negara yang positif berpengaruh ke pasar. Begitu juga dengan surplus ekspor yang besar di Januari, juga berpengaruh,” ucapnya.

Sementara itu, kondisi fundamental pasar domestik dinilai positif. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017 lebih baik dibanding tahun lalu. Neraca perdagangan juga membaik dan pergerakan rupiah stabil sehingga membuat kuatnya fundamental dari perdagangan.

Di lain sisi, inflasi Januari 2017 yang tinggi menjadi hal yang cukup sensitif. “Melihat juga keputusan The Fed yang bulan depan berencana untuk menaikkan suku bunga sehingga jadi otomatis negara emerging market juga akan menaikkan suku bunga,” ungkap Alfred.

Dari sisi tren teknikalnya, pelaku pasar masih menunggu good news dari inflasi yang positif dan The Fed. “Pergerakan indeks cenderung masih menunggu. Selain itu investor juga masih menunggu laporan keuangan 2016 dari para emiten,” timpal dia.

Di atas semua itu, dia menyodorkan beberapa saham pilihan untuk bekal portofolio di bulan Maret terutama di sektor energi seperti migas dan emas. “Contohnya saham Medco (PT Medco Energy/MEDC) yang saat ini cenderung naik,” tuturnya.

Selain itu, dia menyodorkan saham-saham di sektor konsumen seperti saham PT Unilever Indonesia (UNVR) yang memiliki income yang bagus di tahun lalu dan laba yang besar. “Begitu juga dengan saham PT Indofood Sukses Makmur (INDF),” ujarnya.

Lalu, saham-saham yang masih di level nominal kecil seperti PT Waskita Beton (WTON) yang tahun lalu memiliki kinerja bagus dan laporan keuangan yang juga bagus tapi masih kurang diapresiasi oleh investor,” kata dia.

Saham PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) juga direkomendasikan karena pertumbuhannya yang tinggi dan harga saham yang masih cenderung murah di bawah Rp6.800. “Ditambah dengan saham PT Bank Bukopin (BBKP) di second liner yang memiliki pertumbuhan yang bagus dan perbaikan data makro yang optimistis,” ucapnya.

Untuk strategi trading bulan depan, dia menyarankan para pemodal untuk menunggu laporan keuangan para emiten dan rapat umum pemegang saham (RUPS). “Melihat bagaimana kebijakan deviden dan bagaimana strategi yang ditetapkan investor melihat potofolio. Pasar akan relatif naik bulan depan,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*