Abdul Mukti (56) menata botol-botol yang berisi BBM jenis Premium (bensin) di kios bensin kejujuran di Jalan Raya Veteran, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/11). (Antara/Rudi Mulya)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Harga minyak mentah dunia yang terus menurun dan menyentuh harga 50 dolar AS per barel, sangat berdampak pada harga bahan bakar minyak (BBM), salah satunya premium.
“Harga premium bulan depan (Februari) akan turun. Kemungkinan harga premium berada disekitar Rp 7.000, atau bahkan kurang dari harga tersebut,” ungkap Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang di Jakarta, Senin (12/1).
Jika perhitungan hingga pertengahan akhir Januari sekitar tanggal 24 harga minyak mentah tak jauh berbeda, kemungkinan besar premium akan bisa turun hingga Rp 1.000. Hitungan ini pun tetap mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebagai salah satu indikator perubahan harga.
Sementara jika harga minya mentah sewaktu-waktu menanjak drastis dan membuat harga premium harus melonjak kembali. Pertamina akan mematok harga maksimal di harag Rp 9.500. “Kita kan ada harga minimal dan maksimal. Jika melebih harga Rp 9.500 artinya pemerintah akan mensubsidi BBM kembali,” pungkas dia.
Reporter : Debbie Sutrisno |
Redaktur : Ichsan Emrald Alamsyah |
Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong. ((QS. Al-Baqarah [2]:107))
—
Distribusi: Republika Online RSS Feed
Speak Your Mind