Euro terus tertekan dalam perdagangan di Asia

Tokyo (ANTARA News) – Kurs euro naik tipis dari terendah sembilan tahun terhadap dolar di perdagangan Asia pada Rabu, namun tetap di bawah tekanan karena kekhawatiran kemungkinan Yunani keluar dari zona euro.

Mata uang tunggal jatuh ke 1,1839 dolar pada awal perdagangan di Tokyo — tingkat terendah sejak Februari 2006 — sebelum pulih menjadi 1,1875 dolar. Euro berakhir di 1,1892 dolar di New York pada Selasa sore.

Euro melonjak ke 141,38 yen dari 140,93 yen, sementara dolar naik menjadi 119,04 yen, dari 118,50 yen di New York.

Para investor telah gelisah karena harga minyak terjun dan ketakutan meningkat bahwa Yunani bisa keluar dari zona euro, jika partai oposisi anti-penghematan memenangkan pemilihan umum akhir bulan ini.

Para analis telah memperingatkan bahwa kemenangan bagi partai sayap kiri Syriza bisa melihat mereka meninggalkan langkah-langkah ketat yang dipersyaratkan di bawah bailout (dana talangan) IMF-Uni Eropa untuk negara itu, yang pada gilirannya dapat menyebabkan Yunani keluar dari blok mata uang.

Sebuah laporan akhir pekan dalam mingguan Der Spiegel Jerman mengutip sumber-sumber Berlin, yang mengatakan mereka menganggap keluarnya Yunani “hampir tak terelakkan” jika Partai Syriza menang.

Euro juga telah dilanda spekulasi bahwa ancaman deflasi di zona euro bisa memaksa Bank Sentral Eropa (ECB) untuk meluncurkan langkah-langkah elonggaran lebih lanjut.

“Satu-satunya rem nyata pada kecenderungan turun euro kuartal ini seharus popularitasnya, dengan investor sebagian besar sudah naik,” Sean Callow, penyiasat mata uang Westpac Banking Corp di Sydney, mengatakan kepada Bloomberg News.

“Dengan (kepala ECB Mario) Draghi tampak semakin mungkin mengesampingkan keberatan Jerman terhadap QE (pelonggaran kuantitatif) pada pertemuan ECB 22 Januari dan ekonomi AS secara tegas di jalur untuk menaikkan suku bunga tahun ini, setiap kenaikan akan menjadi moderat dalam skala dan singkat dalam durasi.”

Ringgit Malaysia jatuh ke terendah lima tahun 3,5862 terhadap dolar karena penurunan harga minyak mentah merugikan negara pengekspor minyak. Tetapi unit itu pulih sedikit dalam perdagangan sore di tengah berita bahwa surplus perdagangan Malaysia melonjak ke tertinggi tiga tahun.

Pasar juga sedang menunggu rilis risalah pertemuan terbaru Federal Reserve AS pada Rabu sore serta data pekerjaan AS pada Jumat.

Dolar sebagian besar lebih kuat terhadap mata uang Asia-Pasifik.

Unit AS naik menjadi 1,3344 dolar Singapura dari 1,3331 dolar Singapura pada Selasa, menjadi 12.699,50 rupiah Indonesia dari 12.620,00 rupiah, menjadi 45,03 peso Filipina dari 45,01 peso, menjadi

63,42 rupee India dari 63,37 rupee, dan menjadi 31,97 dolar Taiwan dari 31,96 dolar Taiwan.

Greenback melemah menjadi 32,87 baht Thailand dari 32,90 baht.

Dolar Australia jatuh ke 80,75 sen AS dari 81,41 sen AS, sedangkan yuan Tiongkok dibeli 19,14 yen terhadap 19,15 yen, demikian AFP melaporkan.

(A026/S004)

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*